Selasa, 23 April 2013

Tulisan 2 Perekonomian Indonesia


TULISAN SOFTSKILL
PEREKONOMIAN INDONESIA


Mata Kuliah       : Perekonomian Indonesia
Kelas : 1EB20
                                 NPM : 21212291
Nama : Ayu Putrisari


UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2O12/2013

Tulisan 2 :
Pertumbuhan Industri Kreatif RI Berpotensi Kuasai Pasar Dunia

PENDAHULUAN

Pertumbuhan industri kreatif di Indonesia cukup tinggi setiap tahunnya dan hendaknya bisa menjadi salah satu pilar penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Produk industri kreatif di Indonesia masih membuka pasar yang lebar bagi pertumbuhan ekonomi. Bahkan, kalangan pengamat meyakini, industri kreatif Indonesia berpotensi menguasai pasar dunia, apabila dikembangkan dengan benar.
Tercatat pada 2002, total perdagangan industri kreatif dunia mencapai US$ 267 miliar dan meningkat hampir mencapai US$ 500 miliar saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) pada urutan ke-7 dari 10 sektor lapangan usaha.
Istilah industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat pula diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dsb.

Dalam kontek ini, perlu penyusunan masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk memberikan arah pembangunan ekonomi Indonesia hingga 2025. Pemerintah sendiri telah mencanangkan industri kreatif sebagai salah satu andalan dalam mengontribusikan produk domestik bruto (PDB) seiring besarnya potensi industri tersebut. Terkait rencana pengembangan industri kreatif di Indonesia akan disusun cetak biru (blue print) dan program aksi dengan sasaran mewujudkan ekonomi kreatif bangsa yang lebih terarah dengan berbasiskan budaya dan teknologi.

           Untuk itu,  diperlukan dukungan semua elemen untuk mewujudkan target pencapaian sesuai dengan visi pembangunan ekonomi Indonesia 2025. Pada tahun itu, Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia dan 8 besar dunia pada  2045.

          Indonesia telah mengalami beragam kemajuan di bidang pembangunan ekonomi. Pembangunan itu bermula dari pertanian tradisional, sekarang telah menjelma menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih besar.

Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.

          Potensi pengembangan industri kreatif  di enam koridor terdapat di berbagai wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua-Kepulauan Maluku. Dengan pertumbuhan keunggulan akan  mampu diatasi permasalahan pemerataan pembangunan.

          Walaupun potensi ini merupakan keunggulan Indonesia, keunggulan tersebut tidak akan terwujud dengan sendirinya. Sejumlah tantangan, yaitu sumber daya manusia, infrastruktur, proses produksi, dan distribusi di dalam negeri masih terbatas. Keterbatasan itu, harus dihadapi untuk merealisasikan keunggulan tersebut. Upaya tersebut sebagai titik awal pemerintah  mendorong kemajuan ekonomi menuju Indonesia yang lebih merata.

Namun, harus disadari, negara kita tercinta ini yaitu Indonesia terus diserbu produk asing, mulai dari komoditas budaya, kesenian, film, sampai pada produk kebutuhan dasar. Padahal, potensi Indonesia untuk menguasai pasar dunia melalui industri kreatif  berbasis budaya sangat besar. Kondisi seperti itu, disadari atau tidak, dapat merusak tatanan budaya dan perekonomian.

Serbuan luar negeri ke Indonesia sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat. Misalnya, dari aspek budaya. Saat ini, generasi muda Indonesia banyak yang sudah lupa terhadap budayanya sendiri, bahkan terhadap kesenian asli Indonesia saja mereka sudah tidak memiliki rasa ketertarikan. Padahal,  jika dikemas dengan baik, budaya dan kesenian kita itu sangat menarik untuk diangkat ke permukaan.
Sektor jasa kreatif kini semakin menarik. Selain produk, sektor jasa kreatif juga sangat menarik. Contohnya, kita bisa saja mengemas pertunjukan kesenian Indonesia sehingga menjadi tontonan yang menarik dan lebih sering dipertontonkan di negara lain. Hal seperti ini merupakan bagian dari industri kreatif.
Jika segenap pemangku kepentingan sadar tentang budaya Indonesia, maka berbagai potensi bisa dikembangkan. Oleh sebab itu,  jika kita mengenal negeri kita lebih jauh sebenarnya banyak potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga pada akhirnya, perekonomian nasional juga dapat meningkat. Dengan demikian tentu permasalahan-permasalahan sosial dapat direduksi.
          Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini, yakni untuk pengembangan inovasi pendukung pembangunan koridor ekonomi, pembentukan sumber daya manusia daerah guna pemerataan pertumbuhan, dan penguatan SDM IPTEK.

            Pemerintah juga perlu melakukan  tindakan nyata yang berhasil dan berdaya guna yang menyentuh langsung pada bentuk aplikasi bagi pengembangan kualitas layanan publik. Selain itu, usulan proteksi sumber daya, penyebaran informasi budi daya, proses, dan pemenuhan kebutuhan SDM industri serta bentuk pemanfaatan teknologi lain.


ISI

        Sektor industri kreatif di Negara berkembang mengalami perkembangan sangat pesat dalam tiga dekade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic karena kinerja ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industry kreatif merupakan kontributor utama. Untuk melihat sejauh mana perkembangan industri kreatif di Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan kinerjanya dengan sektor yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN, misalnya kontribusi output dari sektor industri kreatif terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya termasuk tinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan bahwa Indonesia belum sepenuhnya merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.

A.   PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI KREATIF

Secara umum, industri kreatif di Negara-negara berkembang masih terbelakang jika dibandingkan dengan sektor yang sama di Negara maju, walaupun di Negara-negara berkembang ada Negara-negara yang industrinya sudah sangat maju. Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000) dalam studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi industri kreatif nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat structural dan yang bersifat organisasi.

B.    Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:

1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit
a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa 50% dari nilai total manufaktur
b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas
c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi
d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur
e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat
f. Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia mengalami penurunan daya saing

2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi

3. Tidak adanya industri berteknologi menengah

4. Konsentrasi regional

C. Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:
1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped
2. Konsentrasi pasar
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
4. Lemahnya SDM

D.  STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI
1.    Subtitusi Impor (inward-looking)
2.    Promosi Ekspor (outward-looking)

Strategi industrialisasi

1. Strategi Subtitusi Impor
o Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar domestic
o Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang menggantikan impor
o Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan industry dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor

Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor

2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
o Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru
o Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik
o Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy
o Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi

3. Strategi Promosi Ekspor
o Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri
o Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah
o Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor
o Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif

4. Kebijakan industrialisasi
o Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana
o Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta bersama-sama dengan BUMN
o Diberlakukannya Undang-undang PMA.


PENUTUP

Industri kreatif Indonesia berpotensi menguasai pasar dunia, apabila dikembangkan dengan benar. Dalam kontek ini, perlu penyusunan masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk memberikan arah pembangunan ekonomi Indonesia hingga 2025. Pemerintah sendiri telah mencanangkan industri kreatif sebagai salah satu andalan dalam mengontribusikan produk domestik bruto (PDB) seiring besarnya potensi industri tersebut. Terkait rencana pengembangan industri kreatif di Indonesia akan disusun cetak biru (blue print) dan program aksi dengan sasaran mewujudkan ekonomi kreatif bangsa yang lebih terarah dengan berbasiskan budaya dan teknologi. Untuk mengatasi semua permasalahan yang ada dalam pembangunan ekonomi industri yang kreatif.

Namun, harus disadari negara kita tercinta ini yaitu Indonesia terus diserbu produk asing, mulai dari komoditas budaya, kesenian, film, sampai pada produk kebutuhan dasar. Padahal,  jika dikemas dengan baik, budaya dan kesenian kita itu sangat menarik untuk diangkat ke permukaan. Untuk itu,  diperlukan dukungan semua elemen untuk mewujudkan target pencapaian sesuai dengan visi pembangunan ekonomi Indonesia.
  
DAFTAR PUSTAKA