TULISAN SOFTSKILL
PEREKONOMIAN
INDONESIA
Mata Kuliah :
Perekonomian Indonesia
Kelas : 1EB20
NPM : 21212291
Nama : Ayu Putrisari
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2O12/2013
Tulisan 2 :
Pertumbuhan Industri
Kreatif RI Berpotensi Kuasai Pasar Dunia
PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri kreatif di Indonesia cukup tinggi
setiap tahunnya dan hendaknya bisa menjadi salah satu pilar penopang
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Produk industri kreatif di Indonesia masih
membuka pasar yang lebar bagi pertumbuhan ekonomi. Bahkan, kalangan pengamat
meyakini, industri kreatif Indonesia berpotensi menguasai pasar dunia, apabila
dikembangkan dengan benar.
Tercatat
pada 2002, total perdagangan industri kreatif dunia mencapai US$ 267 miliar dan
meningkat hampir mencapai US$ 500 miliar saat ini. Data Badan Pusat Statistik
(BPS) juga menyebutkan industri kreatif berkontribusi terhadap produk domestik
bruto (PDB) pada urutan ke-7 dari 10 sektor lapangan usaha.
Istilah
industrialisasi secara ekonomi diartikan sebagai kegiatan mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat pula diartikan sebagai
himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan
kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya, industri obat-obatan,
industri garmen, industri perkayuan, dsb.
Dalam kontek ini, perlu
penyusunan masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk
memberikan arah pembangunan ekonomi Indonesia hingga 2025. Pemerintah sendiri
telah mencanangkan industri kreatif sebagai salah satu andalan dalam
mengontribusikan produk domestik bruto (PDB) seiring besarnya potensi industri
tersebut. Terkait rencana pengembangan industri kreatif di Indonesia akan
disusun cetak biru (blue print) dan program aksi dengan sasaran mewujudkan
ekonomi kreatif bangsa yang lebih terarah dengan berbasiskan budaya dan
teknologi.
Untuk itu, diperlukan
dukungan semua elemen untuk mewujudkan target pencapaian sesuai dengan visi
pembangunan ekonomi Indonesia 2025. Pada tahun itu, Indonesia menjadi negara
maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia dan 8 besar dunia pada 2045.
Indonesia telah mengalami beragam kemajuan di bidang pembangunan
ekonomi. Pembangunan itu bermula dari pertanian tradisional, sekarang telah
menjelma menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih
besar.
Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global
mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat
terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang
dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.
Potensi pengembangan industri kreatif di enam koridor terdapat di berbagai wilayah
Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan
Papua-Kepulauan Maluku. Dengan pertumbuhan keunggulan akan mampu diatasi permasalahan pemerataan
pembangunan.
Walaupun potensi ini merupakan
keunggulan Indonesia, keunggulan tersebut tidak akan terwujud dengan
sendirinya. Sejumlah tantangan, yaitu sumber daya manusia, infrastruktur,
proses produksi, dan distribusi di dalam negeri masih terbatas. Keterbatasan
itu, harus dihadapi untuk merealisasikan keunggulan tersebut. Upaya tersebut
sebagai titik awal pemerintah mendorong kemajuan ekonomi menuju Indonesia
yang lebih merata.
Namun,
harus disadari, negara kita tercinta ini yaitu Indonesia terus diserbu produk
asing, mulai dari komoditas budaya, kesenian, film, sampai pada produk
kebutuhan dasar. Padahal, potensi Indonesia untuk menguasai pasar dunia melalui
industri kreatif berbasis budaya sangat
besar. Kondisi seperti itu, disadari atau tidak, dapat merusak tatanan budaya
dan perekonomian.
Serbuan luar negeri ke Indonesia sangat berpengaruh terhadap
pola kehidupan masyarakat. Misalnya, dari aspek budaya. Saat ini, generasi muda
Indonesia banyak yang sudah lupa terhadap budayanya sendiri, bahkan terhadap
kesenian asli Indonesia saja mereka sudah tidak memiliki rasa ketertarikan.
Padahal, jika dikemas dengan baik,
budaya dan kesenian kita itu sangat menarik untuk diangkat ke permukaan.
Sektor jasa kreatif kini semakin menarik. Selain produk,
sektor jasa kreatif juga sangat menarik. Contohnya, kita bisa saja mengemas
pertunjukan kesenian Indonesia sehingga menjadi tontonan yang menarik dan lebih
sering dipertontonkan di negara lain. Hal seperti ini merupakan bagian dari
industri kreatif.
Jika segenap pemangku kepentingan sadar tentang budaya Indonesia,
maka berbagai potensi bisa dikembangkan. Oleh sebab itu, jika kita mengenal negeri kita lebih jauh sebenarnya
banyak potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga pada akhirnya, perekonomian
nasional juga dapat meningkat. Dengan demikian tentu permasalahan-permasalahan
sosial dapat direduksi.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini, yakni untuk
pengembangan inovasi pendukung pembangunan koridor ekonomi, pembentukan sumber
daya manusia daerah guna pemerataan pertumbuhan, dan penguatan SDM IPTEK.
Pemerintah juga perlu melakukan tindakan nyata yang berhasil
dan berdaya guna yang menyentuh langsung pada bentuk aplikasi bagi pengembangan
kualitas layanan publik. Selain itu, usulan proteksi sumber daya, penyebaran
informasi budi daya, proses, dan pemenuhan kebutuhan SDM industri serta bentuk
pemanfaatan teknologi lain.
ISI
Sektor
industri kreatif di Negara berkembang mengalami perkembangan sangat pesat dalam
tiga dekade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai
kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic
karena kinerja ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industry kreatif
merupakan kontributor utama. Untuk melihat sejauh mana perkembangan industri
kreatif di Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan kinerjanya dengan
sektor yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN, misalnya kontribusi
output dari sektor industri kreatif terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih
relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya termasuk tinggi
di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan bahwa Indonesia belum sepenuhnya
merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan dengan
Malaysia dan Thailand.
A. PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI
KREATIF
Secara
umum, industri kreatif di Negara-negara berkembang masih terbelakang jika
dibandingkan dengan sektor yang sama di Negara maju, walaupun di Negara-negara
berkembang ada Negara-negara yang industrinya sudah sangat maju. Dalam kasus
Indonesia, UNIDO (2000) dalam studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi
industri kreatif nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat
structural dan yang bersifat organisasi.
B. Kelemahan-kelemahan
structural di antaranya:
1. Basis ekspor dan pasarnya yang
sempit
a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki
pangsa 50% dari nilai total manufaktur
b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas
c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor
manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor
tekstil dan pakaian jadi
d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur
e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan
Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat
f. Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia
mengalami penurunan daya saing
2. Ketergantungan impor yang sangat
tinggi
3. Tidak adanya industri berteknologi
menengah
4. Konsentrasi regional
C. Kelemahan-kelemahan organisasi, di
antaranya:
1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih
underdeveloped
2. Konsentrasi pasar
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
4. Lemahnya SDM
D. STRATEGI DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI
1. Subtitusi Impor
(inward-looking)
2. Promosi Ekspor
(outward-looking)
Strategi industrialisasi
1. Strategi Subtitusi Impor
o Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar
domestic
o Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang
menggantikan impor
o Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
dicapai dengan mengembangkan industry dalam negeri yang memproduksi barang
pengganti impor
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam
memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
o Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru
o Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik
o Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost
economy
o Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi
3. Strategi Promosi Ekspor
o Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam
negeri
o Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan
lainnya dari pemerintah
o Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai
jika produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor
o Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber
daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif
4. Kebijakan industrialisasi
o Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan
sederhana
o Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara
dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta bersama-sama
dengan BUMN
o Diberlakukannya Undang-undang PMA.
PENUTUP
Industri
kreatif Indonesia berpotensi menguasai pasar dunia, apabila dikembangkan dengan
benar. Dalam kontek
ini, perlu penyusunan masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk memberikan arah pembangunan ekonomi Indonesia hingga 2025. Pemerintah
sendiri telah mencanangkan industri kreatif sebagai salah satu andalan dalam
mengontribusikan produk domestik bruto (PDB) seiring besarnya potensi industri
tersebut. Terkait rencana pengembangan industri kreatif di Indonesia akan
disusun cetak biru (blue print) dan program aksi dengan sasaran mewujudkan
ekonomi kreatif bangsa yang lebih terarah dengan berbasiskan budaya dan
teknologi. Untuk mengatasi semua permasalahan yang ada dalam pembangunan
ekonomi industri yang kreatif.
Namun,
harus disadari negara kita tercinta ini yaitu Indonesia terus diserbu produk
asing, mulai dari komoditas budaya, kesenian, film, sampai pada produk
kebutuhan dasar. Padahal, jika dikemas
dengan baik, budaya dan kesenian kita itu sangat menarik untuk diangkat ke
permukaan. Untuk itu, diperlukan
dukungan semua elemen untuk mewujudkan target pencapaian sesuai dengan visi
pembangunan ekonomi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA