Rabu, 12 November 2014

RAGAM BAHASA

Bahasa Indonesia 2#
“ RAGAM BAHASA”

(Tugas Individu)




Nama : Ayu Putrisari
Dosen : Rini Sawitri
Kelas : 3EB19
NPM : 21212291


UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2014/2015



Ragam Bahasa


Pengertian Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Setiap karangan mengandung ide dari pengarang, proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topik atau pokok soal karangan yang memadai.

Ide induk yang menjadi pangkal awal suatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah induk dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah suatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang diharapkannya. Pendapat pengarang disebut ide pokok karangan dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.

v Pengertian Karangan Menurut Para Ahli :
Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap Karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234).

Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.

Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.

Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Macam-macam Karangan :

- Karangan Fiksi adalah karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang.

- Karangan Faktual adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
§  Karangan faktual biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan informatif. untuk :
a.  Karangan ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
b.  Karangan informatif adalah karangan yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan.

Sifat Karangan :
-    Manusiawi   : Ungkapan pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia tersebut.
-    Pribadi        : Di saat proses menulis karangan tersebut hanya bisa dilakukan oleh satu orang dan hasil dari penulisan karangan tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.

Bentuk-bentuk Karangan :

1. Deskripsi
Deskripsi disebut juga lukisan, yaitu salah satu bentuk karangan yang menggambarkan suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa sejelas mungkin sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat, merasa atau mendengarkan sendiri sesuatu yang digambarkan itu.

v Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi :
a.   Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu.
b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan.
c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

Contoh :
a.  Lingkungan kampus kami sangatlah nyaman. Dengan luas 3 ha, berbagai fasilitas tersedia demi kemajuan proses belajar kami. Di sekitar halaman kampus, terdapat berbagai jenis tanaman hias yang kami tanam sendiri. Ada pula kantin yang bersih dan luas agar suasana istirahat kami dapat kami gunakan sebaik-baiknya untuk menghilangkan kejenuhan. Dan, tersedia pula lapangan olahraga yang sangat luas sehingga dapat membantu kami untuk meningkatkan keterampilan berolahraga dan mengekspresikan diri.

b. Tepat pukul 05.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. Serta dapatku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapanku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata penduduknya sebagai petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak  bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang-orang. Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebeknya kedekat sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur. Dihalaman rumah nenekku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon rambutan yang berbuah sangat lebat, disamping kiri  terdapat pula pohon duren yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon manggis yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal nenekku dan tempat kelahiranku. Desa yang bernama Cikaret ini adalah tempat yang paling aku kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bisa melihat pemandangan yang indah.

2.   Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu bentuk karangan yang berisi uraian atau penjelasan, pengembangkan, atau menerangkan suatu gagasan. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Tujuan eksposisi yaitu untuk memberi informasi atau menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha untuk mengubah pendirian atau mempengaruhi sikap pembaca. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.

v Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi :
a.       Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
c.       Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
d.      Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e.       Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.

v Contoh topik yang tepat untuk eksposisi :
-          Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
-          Peranan majalah dinding di kampus
-          Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil

Contoh :
a. Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatra Barat yang representatif, kini mulai dibangun di Padang, setelah tertunda selama lima tahun. Pembangunan kantor di Jalan Sam Ratulangi itu, direncanakan rampung 5 – 6 tahun mendatang, dengan biaya sekitar Rp 100 milyar. Demikian keterangan Sekwilda Sulbar, Amin Muhammad, S.H, Rabu (3/9) di Padang ia menjelaskan, untuk tahap pertama setiap bangunan sayap dapat dirampungkan pada bulan Desember 2014.

b. Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

3. Persuasi
Persuasi ialah bentuk karangan yang tujuannya adalah meyakinkan, mempengaruhi, mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional. Karangan ini pun memerlukan data, bukti dan contoh konkrit sebagai penunjang.

Contoh :
a.   Kita semua tahu bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Namun demikian, masih banyak dari kita yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Ini merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini sulit untuk dipecahkan. Seandainya saja setiap anggota masyarakat peduli akan kebersihan di sekitar tempat tinggalnnya tentulah kualitas kesehatan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, marilah kita mencoba untuk menjadikan diri kita masing-masing peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kesadaran ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan, diantaranya ialah tidak membuang sampah ke sungai, rutin membersihkan saluran pembuangan, memilah sampah ke dalam 2 golongan organik dan anorganik.

4. Argumentasi
Argumentasi atau disebut juga bincangan adalah sebuah karangan yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, kesimpulan, sikap, atau keyakinan.
Dalam argumentasi ini, Pembuktian memerlukan data, fakta, konsep sebagai dasar, contoh nyata, alasan dan bukti yang kuat sehingga orang yang membacanya akan terpengaruh untuk membenarkan pernyataan, pendapat, dan sikap yang diajukan.

v Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi :
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu   diakui oleh pembaca.
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan  menjauhkan subjektivitas.
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian.

Contoh :
a.  “ Dinda seorang murid yang baik. Setiap hari ia datang ke sekolah selalu lebih awal dari teman-temannya. Semua pekerjaan rumah tidak ada yang tidak diselesaikannya. Kepada bapak dan ibu guru dan kedua orang tuanya ia selalu bersikap hormat. Prestasi belajarnya juga jauh lebih baik daripada teman-temannya. Dapat dilihat dalam rapornya yang tidak pernah ada angka merah, Tak ayal lagi ia akan menjadi seorang mahasiswa yang baik.”

5. Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita adalah sejenis karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang mengisahkan atau menggambarkan suatu kejadian menurut urutan waktu atau secara kronologis. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografiautobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, roman, hikayat, tambo, dongeng, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir. Tujuan narasi ialah agar para pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik samba :
-       (What) Apa yang akan diceritakan,
-       (Where) Di mana setting/lokasi ceritanya,
-       (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
-       (Who) Siapa pelaku ceritanya
-       (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
-       (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

v Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
a.       Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.
b.      Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir.
c.       Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.
d.      Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.

Contoh :
a. “ Beratus-ratus tahun Indonesia telah dijajah Belanda. Perang Dunia II pecah, dan Belanda di Indonesia kemudian ditaklukkan oleh Jepang, kini Jepanglah yang menguasai dan mengangkangi Indonesia. Ini tidak lama memang, karena Sekutu dapat mengalahkan Jepang dengan dibomnya Hiroshima dengan bom atom. Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia umuk memproklamasikan kemerdekaannya. Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hata, pada tanggal 17 Agustus 1945”.

b. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa yang memiliki nilai atau memenuhi kaidah (syarat) keilmuan. Artinya ragam bahasa ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajian dengan ragam bahasa dan tata tulis ilmiah, dan menggunakan prinsip-prinsip keilmuan pada umumnya seperti objektif, logis, empiris, sistematis.  Sementara  itu,  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (KBBI)  dapat diartikan  sebagai  karya tulis lengkap.  Misalnya,  laporan  berita  atau  essai  dalam majalah atau surat kabar.  Ragam bahasa imiah  juga dapat diartikan sebagai hasil berpikir  ilmiah yang didasarkan pada rencana  yang relatif matang  karena  akan memudahkan  penulis  untuk mewujudkan teks artikel.

Ragam bahasa ilmiah bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian.

Contoh karya yang menggunakan ragam bahasa ilmiah yaitu  Karangan Ilmiah atau yang sering disebut Karya Ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.

Menurut Brotowidjoyo, Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Karya ilmiah (bahasa inggris; scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri.

v Tujuan dari pembuatan karya ilmiah, antara lain :
1.      Memberi penjelasan
2.      Memberi komentar atau penilaian
3.      Memberi saran
4.      Menyampaikan sanggahan
5.      Membuktikan hipotesa

v Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain :
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada pola pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka ,tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkain narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

v Hakikat karya ilmiah: Mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten. Syarat menulis karya :
1.      Motivasi dan displin yang tinggi
2.      Kemampuan mengolah data
3.      Kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4.      Kemampuan berbahasa ilmiah

Ciri – Ciri Karangan Ilmiah:
Dalam karangan ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :

a. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat teratur, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Ø Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
- Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
- Kelogisan. Artinya semua keterangan yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima akal
- Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
- Keobjektifan. Artinya semua keterangan yang dikemukakan didasarkan pada apa yang benar-benar ada atau sesuai dengan fakta.
- Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
- Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
- Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
- Keterujian, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya.

v Sifat Karangan Ilmiah :

a) Objektif
Artinya, adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

b) Metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.

c) Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

d) Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif. Sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

v Jenis-jenis karangan ilmiah :
Umumnya karangan ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.

 3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya. Skripsi ini, merupakan karya tulis ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (S1).

4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Tesis merupakan karya tulis ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.

5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.

Ragam Bahasa Semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam karya tulis ini.

v Sifat Ragam Bahasa Semi Ilmiah :
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2.      Fakta yang disimpulkan subjektif,
3.      Gaya bahasa formal, sederhana, dan populer,
4.      Tidak memuat hipotesis,
5.      Penyajian fakta dibarengi dengan sejarah,
6.      Bersifat imajinatif,
7.      Situasi didramatisir, dan
8.      Bersifat persuatif.

v Bentuk Ragam Bahasa Semi Ilmiah :
1.      Artikel
2.      Editorial
3.      Opini
4.      Feuture
5.      Reportase
6.      Resensi buku (Bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan dan kritik objektif terhadap sebuah buku).

Ciri-ciri Ragam Bahasa Semi Ilmiah, yaitu :
1.  Campur kode yaitu adanya percampuran antara ragam bahasa formal, daerah, asing dan populer.
2.   Menggunakan gaya bahasa yang bersifat fomal.

Ragam Bahasa Non Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang populer atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Pengertian lain, Ragam bahasa non ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi dan naskah drama.

v Sifat-sifat Karya Tulis Non-Ilmiah:
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif
3.      Gaya bahasa konotatif dan populer
4.      Tidak memuat hipotesis
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah
6.      Bersifat imajinatif
7.      Situasi didramatisir
8.      Bersifat persuasif
9.      Tanpa dukungan bukti

Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah :
a) Emotif
Emotif, artinya kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi. Contoh : Perasaan menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar.
b) Persuasif
Persuasif merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Merupakan bujukan/rayuan  untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap, cara berfikir pembaca dan cukup informatif.
c) Deskriptif
Desktiptif merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d) Jika kritik ada kalanya tanpa dukungan bukti.
e) Dipengaruhi oleh gaya bahasa daerah dan gaya bahasa populer.

v Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah :

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek, yaitu :
-   Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
-   Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
-    Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.

Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.


Contoh Ragam Bahasa Ilmiah :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ANAK MENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI DESA TAJUK, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

Abit Mawan Dayoko, Ns. Sakti Oktaria Batubara S.Kep., M.Kep
Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Absrak

Desa Tajuk Kecamatan Tulung Agung Kabupaten Semarang terletak di lereng gunung merbabu dengan ketinggian 1500 - 1737m diatas permukaan laut. Kota terdekat adalah Salatiga dengan jarak kurang lebih 60 km. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Desa tajuk yang memiliki 13 dusun ini hanya memiliki tiga Sekolah Dasar yaitu SD Negri 1 Tajuk, SD Kristen Karmel 1 Ngaduman dan MI. Rata-rata pendidikan terahir masyarakat Tajuk adalah Sekolah  Dasar. Jarak SD/MI ini cukup jauh dari kota dan minim fasilitas pendidikan sehingga menimbulkan rendahnya pendidikan pada sejumlah masyarakat.
Peran wanita selain sebagai ibu rumah tangga yang harus merawat anak. Pada kondisi rendahnya pendidikan dan informasi cara merawat anak mengakibatkan sebanyak 26,4% dengan jumlah 73 anak balita di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menderita Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA). Dari data yang tercatat oleh bidan Desa Tajuk sejak bulan Oktober hingga Januari, ISPA selalu menduduki peringkat teratas dalam 10 besar penyakit yang diderita masyarakat Desa Tajuk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu yang anaknya menderita ISPA. Populasi penelitian adalah Ibu yang memiliki anak usia 1 bulan hingga 5 tahun di Desa Tajuk. Sampel penelitian dipilih menggunakan total sampling sebesar 73 orang.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 73 responden menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang (79,5 %) responden berpengetahuan kurang. Sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (20,5%). Hal ini kemugkinan besar diakibatkan rendahnya pendidikan responden yaitu SD 64 orang (87,67%) tidak sekolah 4 orang (5,48%) dan yang lainnya SMP dan SMA.

Contoh Ragam Bahasa Semi Ilmiah :

Ada Kecelakaan Tunggal, Tol Cawang-Bekasi Macet 14 Km

Jakarta - Kemacetan sepanjang 14 km terjadi di Tol Cikampek dari arah Cawang menuju Bekasi. Kemacetan ini diakibatkan kecelakaan tunggal yang terjadi di bahu jalan di KM 14.

"Kecelakaan tunggal di tol Cikampek KM 14, terjadi pada sekitar pukul 19.30 WIB. Imbasnya kepadatan terjadi sejak dari Cawang hingga titik kecelakaan, sepanjang 14 km," ujar petugas Jasamarga Fajar, kepada detikcom, Jumat (11/10/2013).

Belum ada laporan mengenai jenis kendaraan, kronologis kecelakaan, maupun korban akibat kecelakaan tunggal tersebut. Fajar melaporkan, jalur sebaliknya yaitu dari arah Bekasi-Cawang juga mengalami kepadatan dari Cikarang Utama sampai gerbang Cikunir.
"Karena ada antrean di pintu masuk Cikunir," lanjutnya.

Contoh Ragam Bahasa Non Ilmiah :

Langit Menggelap di Vredeburg
Cerpen Sulialine Adelia

Beginilah menjelang senja di jantung kota. Sekelompok remaja nongkrong di atas motor model terbaru mereka sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Ada juga remaja atau mereka yang beranjak dewasa duduk berdua-dua, di bangku semen, di atas sadel motor, atau di trotoar. Anak-anak kecil berlarian sambil disuapi orang tuanya. Pengamen yang beristirahat setelah seharian bekerja. Dan orang gila yang tidur di sisi pagar.

Di salah satu bangku kayu panjang, bersisihan dengan remaja yang sedang bermesraan, Reyna duduk menghadap ke jalan. Hanya duduk. Mengamati kendaraan atau orang-orang yang melintas. Menunggu senja rebah di hamparan kota.

Tiba-tiba laki-laki itu sudah berada di depannya sambil mengulurkan tangan. "Apa kabar?" katanya memperlihatkan giginya yang kekuningan. Asap rokok telah menindas warna putihnya.
"Kamu di sini?" Reyna tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala rasa berpendaran dalam hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, yang kesemuanya membuat Reyna ingin menjatuhkan dirinya dalam peluk lelaki itu.

Begitu juga Mozes, lelaki tua yang berdiri di depan Reyna. Dadanya bergemuruh hebat mendapati perempuan itu di depan matanya. Ingin ia memeluk, menciumi perempuan itu seperti dulu, tetapi tak juga dilakukannya.

Hingga Reyna kembali menguasai perasaannya, lalu menggeser duduknya memberi tempat Mozes di sebelahnya.
"Kaget?" tanya Mozes, duduk di sebelah Reyna.
Reyna tertawa kecil.
"Gimana?" tanya Reyna tak jelas arahnya. "Lama sekali nggak ketemu."
"Iya. Berapa tahun ya? Dua lima, empat puluh?"
"Empat puluh tahun!" jawab Reyna pasti.
"Ouw! Tiga puluh tahun. Dan kamu masih semanis dulu."
"Terima kasih," Reyna tersenyum geli. Masih ’semanis dulu’. Bukankah itu lucu? Kalaupun masih tampak cantik atau manis itu pasti tinggal sisanya saja. Kecantikan yang telah terbalut keriput di seluruh tubuhnya. Tapi kalimat itu tak urung membuat Reyna tersipu. Merasa bangga, tersanjung karenanya.
"Kapan datang?" tanya Reyna. Mulai berani lagi menatap mata lelaki di sebelahnya.
"Belum seminggu," jawab Mozes.
"Mencariku?" Reyna tersenyum. Sisa genitnya di masa muda.
Mozes tertawa berderai-derai. Lalu katanya pelan, "Aku turut berduka atas meninggalnya suamimu," tawanya menghilang.


Daftar Putaka :