Bahasa
Indonesia 2#
“ RAGAM
BAHASA”
(Tugas
Individu)
Nama
: Ayu Putrisari
Dosen
: Rini Sawitri
Kelas
: 3EB19
NPM
: 21212291
UNIVERSITAS
GUNADARMA
TAHUN
AJARAN 2014/2015
Ragam
Bahasa
Pengertian
Karangan
Karangan
adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pemikiran
pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Setiap karangan mengandung ide dari
pengarang, proses mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang
terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu
biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk
menjadi suatu topik atau pokok soal karangan yang memadai.
Ide induk yang menjadi
pangkal awal suatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah induk
dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk
dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema
adalah suatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat
pembicaraan. Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau
pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang
diharapkannya. Pendapat pengarang disebut ide pokok karangan dan sebaiknya
dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat
dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.
v Pengertian
Karangan Menurut Para Ahli :
Karangan
adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik
atau pokok bahasan. Setiap Karangan yang
ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari
alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234).
Senada dengan pendapat
di atas, E. Kosasih (2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula
dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan
yang teratur.
Pendapat lain
dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak
disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan
mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan
melalui tahapan dalam pembuatannya.
Poerwordarmita
(1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan
merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan
atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu,
sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu
peristiwa atau masalah.
Macam,
Sifat, dan Bentuk Karangan
Macam-macam
Karangan :
- Karangan Fiksi adalah
karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau
imajinasi pengarang.
- Karangan Faktual
adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang
benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
§ Karangan
faktual biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan informatif. untuk :
a. Karangan ilmiah adalah laporan tertulis
dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
b. Karangan informatif adalah karangan yang
memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan.
Sifat
Karangan :
- Manusiawi
: Ungkapan pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia
tersebut.
- Pribadi
: Di saat proses menulis karangan tersebut hanya bisa dilakukan oleh satu
orang dan hasil dari penulisan karangan tersebut adalah cerminan kepribadian
satu orang.
Bentuk-bentuk
Karangan :
1. Deskripsi
Deskripsi disebut juga lukisan, yaitu salah satu bentuk
karangan yang menggambarkan suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa sejelas
mungkin sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat, merasa atau
mendengarkan sendiri sesuatu yang digambarkan itu.
v Ciri-ciri
/ karakteristik karangan deskripsi :
a. Melukiskan
atau menggambarkan suatu objek tertentu.
b. Bertujuan
untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek
yang dideskripsikan.
c. Sifat
penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat
berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.
d. Penulisannya
dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis
(subjektif), atau sikap penulis.
Contoh :
a. Lingkungan
kampus kami sangatlah nyaman. Dengan luas 3 ha, berbagai fasilitas tersedia
demi kemajuan proses belajar kami. Di sekitar halaman kampus, terdapat berbagai
jenis tanaman hias yang kami tanam sendiri. Ada pula kantin yang bersih dan
luas agar suasana istirahat kami dapat kami gunakan sebaik-baiknya untuk
menghilangkan kejenuhan. Dan, tersedia pula lapangan olahraga yang sangat luas
sehingga dapat membantu kami untuk meningkatkan keterampilan berolahraga dan
mengekspresikan diri.
b. Tepat
pukul 05.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah
menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. Serta dapatku lihat
burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan.
Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya.
Aku berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapanku ada sebuah jalan besar
untuk berlalu lintas dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang
ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai.
Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang
belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk
makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku
rata-rata penduduknya sebagai petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan terlihat
ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku
seorang peternak bebek yang juga tidak
kalah sibuknya dengan orang-orang. Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring
bebeknya kedekat sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan
rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita
bangun tidur. Dihalaman rumah nenekku yang menghadap ketimur terdapat
pohon-pohon yang rindang, ada pohon rambutan yang berbuah sangat lebat, disamping
kiri terdapat pula pohon duren yang
belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon
manggis yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat
indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal nenekku dan tempat
kelahiranku. Desa yang bernama Cikaret ini adalah tempat yang paling aku
kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bisa melihat
pemandangan yang indah.
2. Eksposisi
Eksposisi adalah salah
satu bentuk karangan yang berisi uraian atau penjelasan, pengembangkan, atau
menerangkan suatu gagasan. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik,
gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang
eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Tujuan eksposisi yaitu untuk memberi
informasi atau menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha untuk mengubah
pendirian atau mempengaruhi sikap pembaca. Dikemukakan data dan fakta untuk
memperjelas pemaparan.
v Ciri-ciri/karakteristik
karangan Eksposisi :
a. Menjelaskan
informasi agar pembaca mengetahuinya.
b. Menyatakan
sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
c. Tidak
terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
d. Menunjukkan
analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan
sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.
v Contoh
topik yang tepat untuk eksposisi :
-
Peranan majalah dinding di kampus
-
Sekolah kejuruan sebagai penghasil
tenaga terampil
Contoh :
a. Kantor
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatra Barat yang representatif, kini mulai
dibangun di Padang, setelah tertunda selama lima tahun. Pembangunan kantor di
Jalan Sam Ratulangi itu, direncanakan rampung 5 – 6 tahun mendatang, dengan
biaya sekitar Rp 100 milyar. Demikian keterangan Sekwilda Sulbar, Amin Muhammad,
S.H, Rabu (3/9) di Padang ia menjelaskan, untuk tahap pertama setiap bangunan
sayap dapat dirampungkan pada bulan Desember 2014.
b. Pada
dasarnya pekerjaan akuntan mencakup
dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing.
Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk
menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi
yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing
pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk
menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
3. Persuasi
Persuasi ialah bentuk
karangan yang tujuannya adalah meyakinkan, mempengaruhi, mengajak atau
membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang
kadang-kadang agak emosional. Karangan ini pun memerlukan data, bukti dan
contoh konkrit sebagai penunjang.
Contoh :
a. Kita
semua tahu bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Namun demikian, masih
banyak dari kita yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Ini
merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini sulit untuk dipecahkan.
Seandainya saja setiap anggota masyarakat peduli akan kebersihan di sekitar
tempat tinggalnnya tentulah kualitas kesehatan dapat ditingkatkan. Oleh karena
itu, marilah kita mencoba untuk menjadikan diri kita masing-masing peduli
terhadap kebersihan lingkungan. Kesadaran ini dapat dimanifestasikan dalam
berbagai kegiatan, diantaranya ialah tidak membuang sampah ke sungai, rutin
membersihkan saluran pembuangan, memilah sampah ke dalam 2 golongan organik dan
anorganik.
4. Argumentasi
Argumentasi atau
disebut juga bincangan adalah sebuah karangan yang berusaha meyakinkan atau
membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, kesimpulan, sikap, atau
keyakinan.
Dalam argumentasi ini,
Pembuktian memerlukan data, fakta, konsep sebagai dasar, contoh nyata, alasan
dan bukti yang kuat sehingga orang yang membacanya akan terpengaruh untuk
membenarkan pernyataan, pendapat, dan sikap yang diajukan.
v Ciri-ciri/karakteristik
karangan Argumentasi :
a. Berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.
b.
Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
c. Dalam
argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
d. Dalam
membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas.
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam
pola pembuktian.
Contoh :
a. “
Dinda seorang murid yang baik. Setiap hari ia datang ke sekolah selalu lebih
awal dari teman-temannya. Semua pekerjaan rumah tidak ada yang tidak
diselesaikannya. Kepada bapak dan ibu guru dan kedua orang tuanya ia selalu
bersikap hormat. Prestasi belajarnya juga jauh lebih baik daripada teman-temannya.
Dapat dilihat dalam rapornya yang tidak pernah ada angka merah, Tak ayal lagi
ia akan menjadi seorang mahasiswa yang baik.”
5. Narasi
Secara sederhana,
narasi dikenal sebagai cerita adalah sejenis karangan yang berisi tentang
rangkaian peristiwa yang mengisahkan atau menggambarkan suatu kejadian menurut
urutan waktu atau secara kronologis. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat
berisi fakta atau fiksi.
Narasi yang berisi fakta disebut
narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut
narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi,
atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, roman,
hikayat, tambo, dongeng, cerpen,
cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara
sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir. Tujuan narasi
ialah agar para pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Awal narasi
biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal
harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan
bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu
diarahkan menuju klimaks cerita.
Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan
mereda.
Akhir cerita yang
mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya
dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir
cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi
(terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif,
dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1
H, yang dapat disingkat menjadi adik samba :
- (What) Apa
yang akan diceritakan,
- (Where) Di mana
setting/lokasi ceritanya,
- (When) Kapan
peristiwa-peristiwa berlangsung,
- (Who) Siapa
pelaku ceritanya
- (Why) Mengapa
peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
- (How) Bagaimana
cerita itu dipaparkan.
v Ciri-ciri/karakteristik
karangan Narasi
a. Menyajikan
serangkaian berita atau peristiwa.
b. Disajikan
dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir.
c. Menampilkan
pelaku peristiwa atau kejadian.
d. Latar
(setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.
Contoh :
a. “
Beratus-ratus tahun Indonesia telah dijajah Belanda. Perang Dunia II pecah, dan
Belanda di Indonesia kemudian ditaklukkan oleh Jepang, kini Jepanglah yang
menguasai dan mengangkangi Indonesia. Ini tidak lama memang, karena Sekutu
dapat mengalahkan Jepang dengan dibomnya Hiroshima dengan bom atom. Kesempatan
baik ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia umuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hata, pada
tanggal 17 Agustus 1945”.
b. Soekarno mengucapkan
pidato tentang dasar Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
pada sidang BPUPKI tanggal
1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai
wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan
diasingkan ke Bengkulu pada
tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan
dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Ragam bahasa
adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu
varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk
dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain,
termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti
slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas
tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi
atau ragam tersendiri.
Ragam bahasa ilmiah merupakan
ragam bahasa yang memiliki nilai atau memenuhi kaidah (syarat) keilmuan.
Artinya ragam bahasa ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas
permasalahan, menyajikan kajian dengan ragam bahasa dan tata tulis ilmiah, dan
menggunakan prinsip-prinsip keilmuan pada umumnya seperti objektif, logis,
empiris, sistematis. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat
diartikan sebagai karya tulis lengkap. Misalnya, laporan berita atau essai dalam
majalah atau surat kabar. Ragam bahasa imiah juga dapat
diartikan sebagai hasil berpikir ilmiah yang didasarkan pada
rencana yang relatif matang karena akan
memudahkan penulis untuk mewujudkan teks artikel.
Ragam bahasa ilmiah
bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan
benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan
hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan proposal kegiatan ilmiah,
proposal penelitian.
Contoh karya yang
menggunakan ragam bahasa ilmiah yaitu Karangan
Ilmiah atau yang sering disebut Karya Ilmiah adalah karangan yang
dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.
Menurut Brotowidjoyo, Karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karya
ilmiah (bahasa inggris; scientific paper) adalah laporan
tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Demikian juga
karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri.
v Tujuan
dari pembuatan karya ilmiah, antara lain :
1.
Memberi penjelasan
2.
Memberi komentar atau penilaian
3.
Memberi saran
4.
Menyampaikan sanggahan
5.
Membuktikan hipotesa
v Hal-hal
yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain :
1. Karya
tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan
karya tulis ilmiah terletak pada pola pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
3. Alur
pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya
tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka ,tabel, dan gambar, yang
tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya
tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam
hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya
tulis ilmiah terdiri dari serangkain narasi (penceritaan), eksposisi (paparan),
deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
v Hakikat
karya ilmiah: Mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis,
metodologis, dan konsisten. Syarat menulis karya :
1. Motivasi
dan displin yang tinggi
2. Kemampuan
mengolah data
3. Kemampuan
berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4. Kemampuan
berbahasa ilmiah
Ciri
– Ciri Karangan Ilmiah:
Dalam karangan ilmiah
ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur Sajian
Struktur sajian karya
ilmiah sangat teratur, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian
inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup
merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah
bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam
karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa
impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata
ganti orang pertama atau kedua.
d. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan
dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Ø Selain
ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
- Kejelasan. Artinya semua yang
dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
- Kelogisan. Artinya semua keterangan
yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima akal
- Kelugasan. Artinya pembicaraan
langsung pada hal yang pokok.
- Keobjektifan. Artinya semua
keterangan yang dikemukakan didasarkan pada apa yang benar-benar ada atau
sesuai dengan fakta.
- Keseksamaan. Artinya berusaha untuk
menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
- Kesistematisan. Artinya semua yang
dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
- Ketuntasan. Artinya segi masalah
dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
- Keterujian, artinya keterangan yang
diberikan dapat diuji kebenarannya.
v Sifat
Karangan Ilmiah :
a) Objektif
Artinya, adanya
kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Keobjektifan ini tampak pada
setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya,
tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan
berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa
pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b) Metodis dan
sistematis.
Artinya, dalam pembahasan
masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang
teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
c) Netral
Kenetralan ini bisa
terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
d) Logis
Kelogisan ini bisa
dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif. Sebaliknya,
kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
v Jenis-jenis
karangan ilmiah :
Umumnya karangan ilmiah
di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya
tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data
dilapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan
melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja
seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam
kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang
diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga
diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja,
dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang
spesialisasinya. Skripsi ini, merupakan karya tulis ilmiah untuk mendapatkan
gelar akademik sarjana strata satu (S1).
4. Tesis adalah karya
tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Tesis
merupakan karya tulis ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2),
yaitu Master.
5. Disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang
terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan
orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar akademik strata tiga
(S3), yaitu Doktor.
Ragam Bahasa Semi
Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan
fakta umum dan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan
bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan
fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi
formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis
karena sering dimasukkan dalam karya tulis ini.
v Sifat
Ragam Bahasa Semi Ilmiah :
1. Ditulis
berdasarkan fakta pribadi,
2. Fakta
yang disimpulkan subjektif,
3. Gaya
bahasa formal, sederhana, dan populer,
4. Tidak
memuat hipotesis,
5. Penyajian
fakta dibarengi dengan sejarah,
6. Bersifat
imajinatif,
7. Situasi
didramatisir, dan
8. Bersifat
persuatif.
v Bentuk
Ragam Bahasa Semi Ilmiah :
1. Artikel
2. Editorial
3. Opini
4. Feuture
5. Reportase
6. Resensi
buku (Bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan dan kritik objektif terhadap
sebuah buku).
Ciri-ciri
Ragam Bahasa Semi Ilmiah, yaitu :
1. Campur
kode yaitu adanya percampuran antara ragam bahasa formal, daerah, asing dan
populer.
2. Menggunakan
gaya bahasa yang bersifat fomal.
Ragam Bahasa Non Ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang populer atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Pengertian lain, Ragam
bahasa non ilmiah
(Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti
ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan
itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur
seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan
non ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber,
puisi dan naskah drama.
v Sifat-sifat
Karya Tulis Non-Ilmiah:
1. Ditulis
berdasarkan fakta pribadi
2. Fakta
yang disimpulkan subyektif
3. Gaya
bahasa konotatif dan populer
4. Tidak
memuat hipotesis
5. Penyajian
dibarengi dengan sejarah
6. Bersifat
imajinatif
7. Situasi
didramatisir
8. Bersifat
persuasif
9. Tanpa
dukungan bukti
Ciri-ciri
Karangan Non-Ilmiah :
a) Emotif
Emotif, artinya
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi. Contoh : Perasaan menggebu-gebu seperti orang berkampanye,
perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar.
b) Persuasif
Persuasif merupakan
penilaian fakta tanpa bukti. Merupakan bujukan/rayuan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap,
cara berfikir pembaca dan cukup informatif.
c) Deskriptif
Desktiptif merupakan
pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d) Jika kritik ada
kalanya tanpa dukungan bukti.
e) Dipengaruhi oleh
gaya bahasa daerah dan gaya bahasa populer.
v Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah :
Istilah karya ilmiah
dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam
dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli
bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya
penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya
ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek, yaitu :
- Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
- Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
- Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya
tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta
pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak,
gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan
teknis.
Contoh
Ragam Bahasa Ilmiah :
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ANAK MENDERITA INFEKSI
SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI DESA TAJUK, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN
SEMARANG
Abit
Mawan Dayoko, Ns. Sakti Oktaria Batubara S.Kep., M.Kep
Prodi
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas
Kristen Satya Wacana
Jl.
Diponegoro 52-60 Salatiga
Absrak
Desa
Tajuk Kecamatan Tulung Agung Kabupaten Semarang terletak di lereng gunung merbabu
dengan ketinggian 1500 - 1737m diatas permukaan laut. Kota terdekat
adalah Salatiga dengan jarak kurang lebih 60 km. Mayoritas penduduk bekerja
sebagai petani. Desa tajuk yang memiliki 13 dusun ini hanya memiliki tiga
Sekolah Dasar yaitu SD Negri 1 Tajuk, SD Kristen Karmel 1 Ngaduman dan MI.
Rata-rata pendidikan terahir masyarakat Tajuk adalah Sekolah Dasar.
Jarak SD/MI ini cukup jauh dari kota dan minim fasilitas pendidikan sehingga
menimbulkan rendahnya pendidikan pada sejumlah masyarakat.
Peran
wanita selain sebagai ibu rumah tangga yang harus merawat anak. Pada kondisi
rendahnya pendidikan dan informasi cara merawat anak mengakibatkan sebanyak
26,4% dengan jumlah 73 anak balita di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang menderita Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA). Dari data yang
tercatat oleh bidan Desa Tajuk sejak bulan Oktober hingga Januari, ISPA selalu
menduduki peringkat teratas dalam 10 besar penyakit yang diderita masyarakat
Desa Tajuk.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu yang anaknya
menderita ISPA. Populasi penelitian adalah Ibu yang memiliki anak usia 1 bulan
hingga 5 tahun di Desa Tajuk. Sampel penelitian dipilih menggunakan total
sampling sebesar 73 orang.
Hasil
penelitian yang dilakukan terhadap 73 responden menunjukkan bahwa sebanyak 58
orang (79,5 %) responden berpengetahuan kurang. Sedangkan responden yang
berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (20,5%). Hal ini kemugkinan besar
diakibatkan rendahnya pendidikan responden yaitu SD 64 orang (87,67%) tidak
sekolah 4 orang (5,48%) dan yang lainnya SMP dan SMA.
Contoh
Ragam Bahasa Semi Ilmiah :
Ada
Kecelakaan Tunggal, Tol Cawang-Bekasi Macet 14 Km
Jakarta
- Kemacetan sepanjang 14 km terjadi di Tol Cikampek dari arah Cawang menuju
Bekasi. Kemacetan ini diakibatkan kecelakaan tunggal yang terjadi di bahu jalan
di KM 14.
"Kecelakaan
tunggal di tol Cikampek KM 14, terjadi pada sekitar pukul 19.30 WIB. Imbasnya
kepadatan terjadi sejak dari Cawang hingga titik kecelakaan, sepanjang 14
km," ujar petugas Jasamarga Fajar, kepada detikcom, Jumat (11/10/2013).
Belum
ada laporan mengenai jenis kendaraan, kronologis kecelakaan, maupun korban
akibat kecelakaan tunggal tersebut. Fajar melaporkan, jalur sebaliknya yaitu
dari arah Bekasi-Cawang juga mengalami kepadatan dari Cikarang Utama sampai
gerbang Cikunir.
"Karena ada
antrean di pintu masuk Cikunir," lanjutnya.
Contoh
Ragam Bahasa Non Ilmiah :
Langit Menggelap di
Vredeburg
Cerpen Sulialine Adelia
Beginilah
menjelang senja di jantung kota. Sekelompok remaja nongkrong di atas motor
model terbaru mereka sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Ada juga remaja atau
mereka yang beranjak dewasa duduk berdua-dua, di bangku semen, di atas sadel
motor, atau di trotoar. Anak-anak kecil berlarian sambil disuapi orang tuanya.
Pengamen yang beristirahat setelah seharian bekerja. Dan orang gila yang tidur
di sisi pagar.
Di
salah satu bangku kayu panjang, bersisihan dengan remaja yang sedang
bermesraan, Reyna duduk menghadap ke jalan. Hanya duduk. Mengamati kendaraan
atau orang-orang yang melintas. Menunggu senja rebah di hamparan kota.
Tiba-tiba
laki-laki itu sudah berada di depannya sambil mengulurkan tangan. "Apa
kabar?" katanya memperlihatkan giginya yang kekuningan. Asap rokok telah
menindas warna putihnya.
"Kamu di
sini?" Reyna tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala rasa
berpendaran dalam hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, yang kesemuanya membuat
Reyna ingin menjatuhkan dirinya dalam peluk lelaki itu.
Begitu
juga Mozes, lelaki tua yang berdiri di depan Reyna. Dadanya bergemuruh hebat
mendapati perempuan itu di depan matanya. Ingin ia memeluk, menciumi perempuan
itu seperti dulu, tetapi tak juga dilakukannya.
Hingga
Reyna kembali menguasai perasaannya, lalu menggeser duduknya memberi tempat
Mozes di sebelahnya.
"Kaget?"
tanya Mozes, duduk di sebelah Reyna.
Reyna tertawa kecil.
"Gimana?"
tanya Reyna tak jelas arahnya. "Lama sekali nggak ketemu."
"Iya. Berapa tahun
ya? Dua lima, empat puluh?"
"Empat puluh
tahun!" jawab Reyna pasti.
"Ouw! Tiga puluh tahun.
Dan kamu masih semanis dulu."
"Terima
kasih," Reyna tersenyum geli. Masih ’semanis dulu’. Bukankah itu lucu?
Kalaupun masih tampak cantik atau manis itu pasti tinggal sisanya saja.
Kecantikan yang telah terbalut keriput di seluruh tubuhnya. Tapi kalimat itu
tak urung membuat Reyna tersipu. Merasa bangga, tersanjung karenanya.
"Kapan
datang?" tanya Reyna. Mulai berani lagi menatap mata lelaki di sebelahnya.
"Belum
seminggu," jawab Mozes.
"Mencariku?"
Reyna tersenyum. Sisa genitnya di masa muda.
Mozes tertawa
berderai-derai. Lalu katanya pelan, "Aku turut berduka atas meninggalnya
suamimu," tawanya menghilang.
Daftar Putaka :