Senin, 21 Maret 2016

Judul 3. Standar Pelaporan & Pengungkapan serta Penerapan IFRS

STANDAR PELAPORAN & PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS


A.      IFRS di Amerika, Eropa, dan Asia

Operasi bisnis dan pasar modal yang bersifat global menuntut adanya standar yang bersifat global pula. Oleh karenanya beberapa organisasi di seluruh dunia sepakat membentuk suatu Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/AIS) yang kini berubah menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan keuangan yang bersifat internasional.

Dalam penerapan IFRS setiap negara mempunyai cara yang berbeda. Secara garis besar cara-cara yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi standarisasi, harmonisasi dan konvergensi. Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dan terjadi penerapan standar/aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena itu sulit untuk diimplemantasikan secara internasional (Tunggal, 2008).

Mogul (2003) mendefinisikan harmonisasi sebagai standar akuntansi dengan proses yang berkesinambungan untuk memastikan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum dirumuskan, selaras dengan praktik internasional terbaik dengan modifikasi yang sesuai dan mempertimbangkan kondisi domestik. Artinya suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional, namun hanya membuat agar standar akuntansi yang dimiliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional. Dengan demikian, harmonisasi dapat mengakomodasi perbedaan nasional dan meningkatkan informasi keuangan dari berbagai negara. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.

Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada diseluruh dunia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk pengambilan keputusan.

Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.

Mengingat pengadopsian IFRS memerlukan infrastruktur pendukung seperti kesiapan penyusun laporan keuangan, auditor, akademisi, regulator, serta regulasi yang tidak bertentangan dengan pengaturan dalam standar akuntansi, maka konvergensi IFRS dilakukan secara bertahap (gradual) adalah cara yang paling sesuai dengan kondisi negara masing-masing.

Saat ini IFRS telah menjadi trend topic yang hangat khususnya bagi para akuntan, auditor dan juga akademisi. Kemunculan IFRS serta konvergensinya juga telah mengundang berbagai pendapat ataupun persepsi dari semua pihak pemakai laporan keuangan termasuk didalamnya adalah para akuntan pendidik, mahasiswa dan praktisi (auditor, akuntan). Penelitian yang menggali persepsi terhadap konvergensi IFRS pun sudah banyak dilakukan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Report Standards (IFRS). IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi. IFRS seakan menjawab segala permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan keuangan.

Tujuan International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang : (1) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS, (2) Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, dan (3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

Manfaat International Financial Reporting Standards (IFRS) antara lain sebagai berikut : (1) Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan, (2) Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability), (3) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang  fund raising melalui pasar modal secara global, dan (4) Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

IFRS (International Financial Reporting Standarts) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/ IAS) disusun oleh empat (4) organisasi utama dunia, yaitu : Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption), mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Indonesia menerapkan standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Adopsi IFRS juga telah diterapkan di beberapa negara, di antaranya di Uni Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007). Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya. Pada tahun 2011 diperkirakan semua negara besar sudah mengadopsi IFRS dengan berbagai variasinya, di Asia secara substansi akan menyesuaikan dengan IFRS dan perusahaan go public di Amerika Serikat akan mempunyai pilihan apakah menggunakan IFRS atau US GAAP. Serta di Amerika usaha mengkonvergensi dengan menggunakan IFRS meliputi : (a) Penilaian asset, penilaian persediaan berbeda dengan IFRS, dan (b) Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang timbul dari akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan pencadangan untuk perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS.

B.       Standar Pelaporan dan Pengungkapan

Standar pelaporan dan pengungkapan suatu laporan keuangan, menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/ Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).

Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan standar yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar yang berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan.

Standar yang kurang baik dan berbeda-beda mengakibatkan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan, tidak relevan, tidak transparan bagi semua stakeholder. Kebutuhan akan likuiditas pasar uang dan modal di hampir semua negara dalam mensejahterakan rakyatnya menuntun mereka kepada kesatuan standar tunggal pelaporan dan pengungkapan akuntansi yang berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip, yang meliputi penilaian professional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomi transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut.

Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia. Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik pertemuan atau memusat. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis.

Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB)


REFERENSI :

Heri Sukendar, W, 2009. “Konvergensi  Standar  Laporan  Keuangan Ke Standar  Pelaporan Keuangan  International, Apa dan Bagaimana”, Journal The Winners, Vol. 10 No.1 : 10-21. Universitas Bina Nusantara. (Diakses pada, 21 Maret 2016. 15:50 WIB).

Intan Immanuela. “Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional”. Universitas Widya Mandala Madiun. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 06:26 WIB).

Lea Emilia Farida dan Sirajudin, 2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 – 102. Politeknik Negeri Banjarmasin. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 06:29 WIB).

Santyani Sinaga, Wahyudin Nor, dan Eva Wulandari, 2015. “Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik, Mahasiswa dan Praktisi terhadap Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia”. Universitas Sumatera Utara. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 14:53 WIB).


Penulisan ini adalah salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis Oleh : A. Putrisari
Dosen : Jessica Barus


Universitas Gunadarma

Judul 2. Sistem Akuntansi Keuangan

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA AMERIKA, JEPANG, CINA, INDIA, MEKSIKO


AMERIKA SERIKAT
Regulasi  dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem  akuntansi di Amerika Serikat bersifat Common Law serta diatur oleh sektor khusus yaitu Dewan Standart  Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standard Board- FASB), namun untuk kewenangannnya berada dibawah SEC ( Securities and Exchange Commisson).

SEC memiliki kewenangan penuh untuk menjelaskan standar akuntansi dan laporan perusahaan publik akan tetapi bergantung pada sektor swasta dalam penerapan standarisasi tersebut. 

Prinsip Akuntansi yang Berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles- GAAP) terdiri atas seluruh standar akuntansi keuangan, regulasi, dan peraturan yang harus dipatuhi dalam mempersiapkan laporan keuangan dengan komponen utama dari GAAP ini adalah SFASs. 

Pada tahun 2002 FASB dan IASB menandatangani Norwalk Agreement dengan tujuan untuk menghilangkan perbedaan yang muncul diantara standarisasi mereka serta mengkoordinasikan agenda pengaturan standarisasi sehingga permasalahan utama yang muncul dapat diselesaikan bersama. Pada tahun yang sama, tahun 2002 ditandatangani UU Sarbane-Oaxley Act  yang secara signifikan memperluas persyaratan AS dalam perusahaan pemerintah, laporan, penjelasan, serta regulasi profesi audit. 

Laporan Keuangan
Laporan Keuangan di Amerika Serikat meliputi:
1. Laporan Auditor Independen
2. Laporan Manajemen
3. Laporan Keuangan Primer (Laporan Laba-Rugi, laporan arus kas, neraca, laba-rugi komprehensif, dan perubahan ekuitas pemegang saham)
4. Diskusi Manajemen, Analisa hasil operasional, dan kondisi keuangan
5. Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10 tahun
6. Data triwulan terpilih
7. Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada laoran keuangan
8.  Catatan atas laporan keuangan

Patokan Akuntansi
Ø Goodwill dikapitalisasi sebagai selisih antara harga pasar yang dipertimbangkan dengan harga pasar dibawah aset bersih yang diperoleh.
Ø LIFO digunakan untuk tujuan kepentingan pajak.
Ø Persediaan menggunakan metode FIFO, LIFO dan average.
Ø Penggabungan bisnis dihitung seperti sebuah pembelian.
Ø Aset berwujud dan tidak berwujud  inilai dengan harga perolehan.
Ø Penyusutan dan amorrtisasi  ditentukaan dengan estimasi umur ekonomis.
Ø Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan saat terjadinya.
Ø Penyesuaian mata uang asing megikuti  persyaratan dari SFASs No.52 yang berdasarkan pada tambahan fungsional mata uang asing untuk menentukan metodologi penyesuaian pertukaran mata uang asing.

JEPANG
Pembukuan dan laporan keuangan di Jepang menunjukkan adanya percampuran dari pengaruh internasional dan domestik. Untuk memahami sistem pembukuan Jepang, kita harus memahami historis Jepang, kebudayaan, dan praktik bisnis yang dijalankan. Perusahaan Jepang memiliki ketertarikan terhadap ekuitas tersendiri, dan sering kali bergabung dengan firma milik pribadi yang lain. Keterhubungan daerah investasi industri konglomeraraksasa ini disebut keiretsu.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Pemerintah nasional memiliki andil yang cukup besar terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga (3) badan hukum yaitu :  undang-undang perusahaan (companuy low), undang-undang pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax law), dan undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange law).

Ketiga badan hukum tersebut saling mempengaruhi dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya disebut dengan “sistem legal triangular. Undang-undang perusahaan diatur oleh suatu badan hukum yang bernama Ministry of Justice (MOJ). Hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki pengaruh besar. Semua perusahaan yang di didirikan  berdasarkan undang-undang perusahaan yang diwajibkan untuk memenuhi standar dari ketentuan akuntansi tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan, Undang-undang perusahaanserta jadwal yang mendukung pada perusahaan kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya diperbolehkan oleh auditor yang terkait. Baik auditor berwenang ataupun independen, keduanya harus mengaudit laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan relevan dengan perundang-undangan pertukaran dan sekuritas.

Auditor yang berwenang tidak memerlukan kualifikasi professional dan ditugasi oleh perusahaan secara penuh. Audit berwenang biasanya hanya fokus pada manajerial direktur dan bekerja sesuai dengan kewenangannya atau tidak. Auditor independen melibatkan diri pada  pemeriksaan terhadap  catatan keuangan, laporan dan  harus dilakukan oleh akuntan publik bersertifikasi (certified public accountans - CPAs).

Laporan Keuangan
Perusahaan yang telah bergabung dibawah undang-undang perusahaan, dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan yang berwenang untuk disetujui pada saat rapat pemegang saham, yang isinya antara lain:
1.    Laporan Laba Rugi
2.    Laporan atas perubahan ekuitas pemegang saham
3.    Neraca
4.    Jadwal terkait
5.    Laporan bisnis

Patokan Akuntansi
Metode pooling of interest (penyatuan saham) untuk bisnis gabungan digunakan pada situasi tertentu saja di mana tidak ada perusahaan yang mengawasi perusahaan lainnya. Sebaliknya, bisnis gabungan dihitung karena adanya suatu pembelian. Goodwill dihitung dengan dasar harga pasar aset bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih dari 20 tahun atau kurang serta subjek terhadap tes penurunan nilai.

Metode ekuitas sering digunakan dalam berinvestasi pada perusahaan afiliasi ketika perusahaan induk memberikan pengaruh signifikan daripada kebijakan finansial dan operasional. Metode ekuitas juga digunakan untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang profesional tidak diperbolehkan. Dibawah standar stimulasi mata uang, kewajiban, dan aset dari anak perusahaan asing dihitung dengan tingkat kurs saat itu (akhir tahun), pendapatan dan beban dalam rata-rata, serta penyesuaian pertukaran mata uang asing berada dalam ekuitas pemegang saham.

Persediaan yang harus dihitung apakah sesuai dengan biaya atau lebih rendah atau nilai keuntungan bersih. LIFO, FIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya menerima metode cost flow (arus biaya), dengan rata-rata yang paling populer. Investasi dalam saham dinilai pada harga pasar. Aset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi yang berkenaan dengan hukum perpajakan. Metode declining balance (saldo menurun) merupakan metode depresiasi paling umum. Aset bersih juga diuji dengan adanya penurunan nilai.

Kontrak sewa yang memindahkan kepemilikan terhadap penyewa dikapitalisasi. Sewa menyewa keuangan lainnya mungkin kapitalisasi atau dianggap sebagai kontrak operasional. Pajak tangguhan dipersiapan untuk perubahan sepanjang waktu dengan menggunakan metode kewajiban. Kerugian bersyarat juga dipersiapkan hingga terciptanya kemungkinan dan dapat diperkirakan. Dibutuhkan cadangan : setiap tahunnya perusahaan harus mengalokasikan sejumlah minimal 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur dan auditor berwang hingga cadangan mencapi 25 persen dari saham.

CINA
ü Pada akhir tahun 1970-an, pemimpin Cina mulai menggerakkan ekonomi dari program terpusat gaya Soviet menuju sistem yang lebih berorientasi pasar namun masih dalam kendali partai komunis.
ü Ekonomi Cina saat ini digambarkan sebagai ekonomi hibrid, di mana negara bertugas untuk mengontrol komoditas dan industri strategis, sementara industri lainnya seperti perdagangan dan sektor swasta, ditumbuhkan dengan sistem berorientasi pasar.
ü Melihat perkembangan sistem ekonomi yang ada di Cina, maka sistem dan aturan akuntansi di Cina juga berubah seiring adanya reformasi ekonomi yang terjadi.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
§ Pada tahun 1992, Departemen Keuangan mengeluarkan Accounting Standards for Business Enterprises (ASBE).
§   ASBE adalah sebuah konsep kerangka kerja yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar baru akuntansi yang ada yang pada akhirnya menyeragamkan praktik domestik dan menyeragamkan praktik akuntansi Cina dengan praktik internasional.
§  Kemudian, pada tahun 1998 Cina mendirikan sebuah Komite Standar Akuntansi Cina (The China Accounting Standards Committee-CASC) sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam departemen keuangan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan standar akuntansi.
§     Pada akhirnya, tahun 2006 susunan baru ASBE dikeluarkan, dan ASBE ini menyajikan ketentuan standar akuntansi Cina yang pada hakikatnya sejalan dengan IFRS.

Pelaporan Keuangan
Periode pembukuan yang diminta sesuai dengan kalender tahunan. Laporan Keuangan terdiri atas :
1.    Laporan laba rugi
2.    Laporan perubahan ekuitas
3.    Laporan arus kas
4.    Neraca
5.    Catatan

Patokan Akuntansi
Ø Biaya depresiasi didasarkan pada basis ekonomi.
Ø Kapitalisasi dan Uji penurunan nilai tahunan diberlakukan untuk mendapatkan goodwill.
Ø Penilaian persediaan menggunakan metode FIFO dan rata-rata.
Ø Untuk menghitung usaha gabungan menggunakan metode ekuitas.
Ø Penilaian aset menggunakan basis harga perolehan.
Ø Penggabungan usaha dicatat menggunakan metode pembelian.

INDIA
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
§  Akuntansi dipengaruhi oleh bangsa inggris.
§  Pengawasan terhadap pasar modal ada pada Securities and Exchange Board of India (SEBI).
§  Departemen Urusan Perusahaan pada tahun 1956 memperbaharui Akta Perusahaan yang berisikan Kitab Akuntansi. Menurut Akta tersebut, Kitab Akuntansi berisi :
a. Harus memberikan sudut pandang yang adil dan sebenarnya menyangkut status urusan perusahaan.
b.   Harus tetap pada basis akrual sesuai dengan sistem akuntansi pencatatan ganda.
§  Standar Akuntansi India atau Indian Accounting Standards (AS) diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Standar (Accounting Standards Board), Standart Asuransi dan Auditing atau (Auditing Assurance Standards) diterbitkan oleh Dewan Audit dan Asuransi Standar.
§  Lembaga yang bertanggung jawab atas izin profesi Akuntansi, pengembangan standar dan proses audit adalah The Institute of Chartered Accountant of India. Institute tersebut berencana untuk mengadopsi IFRS secara penuh tanpa modifikasi.

Pelaporan Keuangan
1.    Neraca dua tahun
2.    Kebijakan Akuntansi dan Catatan
3.  Laporan Arus Kas
4.  Laporan Laba Rugi

Patokan Akuntansi
Ø Penggabungan.
Ø Goodwill.
Ø Dikapitalisasi, diamortisasi dan diuji impairmentnya (pengurangannya).
Ø Biaya persediaan dihitung yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai yang dapat direalisasi, FIFO, dan rata-rata.
Ø Penilaian asset tetap memakai nilai wajar dan harga perolehan, sedangkan asset tidak berwujud diamortisasi lebih dari 10 tahun.
Ø Sewa operasional dicatat sebagai biaya dengan metode garis lurus.
Ø Untuk penggabungan usaha tidak ada standar akuntansinya, tetapi sebagian besar menggunakan metode pembelian, yang disebut dengan amalgamation.
Ø Sewa pembiayaan dikapitalisasi dalam nilai lancar pasar dan didepresiasi terhadap masa penggunaan sewa

MESIKO
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem akuntansi yang diterapkan negara Meksiko adalah Code Law, dan standarisasi akuntansinya dikeluarkan oleh Council for Research  and Development of Financial Information Standards (Consejo Mexicano Para La  Investigacion y Dessarollo de Normas de Informacion  Financiera - CINIF).

Sedangkan untuk standarisasi proses audit dikeluarkan oleh Mexican Institute of Public Accountants (Instituto Mexicano de Contadores Publicos) melalui Auditing standards and Procedures Commision. Sistem akuntansi di Meksiko menggunakan pendekatan sistem Inggris-Amerika atau Anglo-Saxon, daripada pendekatan Eropa Kontinental. Prinsip akuntansi di Meksiko tidak membeda-bedakan antara perusahaan besar dan kecil, yang terutama dapat diaplikasikan ke semua bidang bisnis.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan di Meksiko harus disesuaikan dengan tingkat inflasi yang sedang terjadi, dan harus meliputi :
1.    Neraca
2.    Laporan perubahan posisi keuangan
3.  Laporan perubahan ekuitas pemegang saham
4.  Laporan Laba-Rugi
5. Catatan, merupakan bagian yang melengkapi laporan perubahan posisi keuangan, yang meliputi antara lain:
-       Komitmen untuk pembelian saham substansial atau dibawah hak kontrak
-       Rencana pensiun pegawai
-       Kebijakan akuntansi pada perusahaan
-       Penjelasan mendetail mengenai utang jangka panjang dan kurs mata uang asing
-       Batasan Dividen
-       Ketersediaan material
-       Transaksi  dengan perusahaan sejawat
-       Pajak
-       Jaminan

Patokan Akuntansi
Ø Bisnis gabungan menggunakan metode pembelian.
Ø Sewa guna usaha termasuk ke dalam operational lease atau financial lease.
Ø Cadangan tak terduga tidak dapat diterima oleh GAAP Meksiko.
Ø Biaya penelitian dibebankan saat terjadinya, dan biaya pengembangan dikapitalisasi dan diamortisasi saat kemungkinan teknologi hadir.
Ø Kerugian bersyarat diakui ketika mungkin terjadi dan dapat diukur.
Ø Aset berwujud/ tidak berwujud didepresiasi / diamortisasi  berdasarkan masa manfaatnya (Biasanya tidak lebih dari 20 tahun).
Ø Pajak tangguhan disediakan dengan menggunakan metode kewajiban.
Ø Goodwill  merupakan kelebihan harga pembelian terhadap nilai sekarang aset bersih yang didapatkan.



REFERENSI :
Choi, Frederick D.S., dan Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

Penulisan ini adalah salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis Oleh : A. Putrisari
Dosen : Jessica Barus


Universitas Gunadarma