STANDAR
PELAPORAN & PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS
A.
IFRS
di Amerika, Eropa, dan Asia
Operasi
bisnis dan pasar modal yang bersifat global menuntut adanya standar yang
bersifat global pula. Oleh karenanya beberapa organisasi di seluruh dunia
sepakat membentuk suatu Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/AIS) yang kini berubah menjadi International Financial Reporting Standard
(IFRS) untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan keuangan yang bersifat
internasional.
Dalam
penerapan IFRS setiap negara mempunyai cara yang berbeda. Secara garis besar
cara-cara yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi standarisasi,
harmonisasi dan konvergensi. Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku,
sempit dan terjadi penerapan standar/aturan tunggal dalam segala situasi.
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena
itu sulit untuk diimplemantasikan secara internasional (Tunggal, 2008).
Mogul
(2003) mendefinisikan harmonisasi sebagai standar akuntansi dengan proses yang
berkesinambungan untuk memastikan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum
dirumuskan, selaras dengan praktik internasional terbaik dengan modifikasi yang
sesuai dan mempertimbangkan kondisi domestik. Artinya suatu negara tidak
mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional, namun hanya
membuat agar standar akuntansi yang dimiliki tidak bertentangan dengan standar
akuntansi internasional. Dengan demikian, harmonisasi dapat mengakomodasi
perbedaan nasional dan meningkatkan informasi keuangan dari berbagai negara. Negara
tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Konvergensi
IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan
yang ada diseluruh dunia. Adopsi standar internasional juga sangat penting
dalam rangka stabilitas perekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS
diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan
transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan
laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Kualitas tersebut
sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara
dan untuk pengambilan keputusan.
Adanya
IFRS banyak mendapat penolakan yang disebabkan karena latar belakang nasional,
keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan kebutuhan dari pemakai laporan
keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula tekanan untuk mengadopsi
IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar Akuntansi
Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi terhadap IFRS maka diharapkan
informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Mengingat
pengadopsian IFRS memerlukan infrastruktur pendukung seperti kesiapan penyusun
laporan keuangan, auditor, akademisi, regulator, serta regulasi yang tidak
bertentangan dengan pengaturan dalam standar akuntansi, maka konvergensi IFRS
dilakukan secara bertahap (gradual) adalah cara yang paling sesuai dengan kondisi
negara masing-masing.
Saat
ini IFRS telah menjadi trend topic yang hangat khususnya bagi para
akuntan, auditor dan juga akademisi. Kemunculan IFRS serta konvergensinya juga
telah mengundang berbagai pendapat ataupun persepsi dari semua pihak pemakai
laporan keuangan termasuk didalamnya adalah para akuntan pendidik, mahasiswa
dan praktisi (auditor, akuntan). Penelitian yang menggali persepsi terhadap
konvergensi IFRS pun sudah banyak dilakukan.
Prinsip-prinsip
akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan
standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul
organisasi yang bernama IASB atau International
Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Report Standards (IFRS). IFRS merupakan
standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi
berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan
pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi.
IFRS seakan menjawab segala permasalahan akan kredibilitas dan transparansi
pelaporan keuangan.
Tujuan International Financial
Reporting Standards (IFRS) adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan
keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang : (1)
Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS,
(2) Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan, dan (3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat
untuk para pengguna.
Manfaat International Financial Reporting
Standards (IFRS) antara lain sebagai berikut : (1) Menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan, (2) Memudahkan pemahaman atas laporan
keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara
internasional (enhance comparability), (3) Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, dan (4) Meningkatkan arus
investasi global melalui transparansi.
IFRS (International Financial Reporting Standarts)
merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh (IASB). Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/ IAS)
disusun oleh empat (4) organisasi utama dunia, yaitu : Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional
Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Standar
akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption), mengingat adanya
perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini
Indonesia menerapkan standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Adopsi IFRS juga
telah diterapkan di beberapa negara, di antaranya di Uni Eropa yang
mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007). Sejak
2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah
terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan
mempresentasikan laporan keuangannya. Pada tahun 2011 diperkirakan semua negara
besar sudah mengadopsi IFRS dengan berbagai variasinya, di Asia secara
substansi akan menyesuaikan dengan IFRS dan perusahaan go public di Amerika Serikat akan mempunyai pilihan apakah
menggunakan IFRS atau US GAAP. Serta di Amerika usaha mengkonvergensi dengan menggunakan IFRS
meliputi : (a) Penilaian asset, penilaian persediaan berbeda dengan IFRS,
dan (b) Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang timbul dari
akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan, akuntansi
kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan pencadangan untuk
perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS.
B. Standar Pelaporan dan Pengungkapan
Standar pelaporan dan
pengungkapan suatu laporan keuangan, menentukan jenis informasi dan bagaimana
informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu
informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/ Rugi) atau
berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri,
2009).
Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan
oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan standar yang
merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam
perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar yang berlaku sehingga
menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan.
Standar yang kurang baik dan berbeda-beda
mengakibatkan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan tidak
dapat dibandingkan, tidak relevan, tidak transparan bagi semua stakeholder.
Kebutuhan akan likuiditas pasar uang dan modal di hampir semua negara dalam
mensejahterakan rakyatnya menuntun mereka kepada kesatuan standar tunggal
pelaporan dan pengungkapan akuntansi yang berkualitas tinggi dan kerangka
akuntansi berbasiskan prinsip, yang meliputi penilaian professional yang kuat
dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomi
transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi
terkait transaksi tersebut.
Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat
dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai
belahan dunia. Atas
dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Konvergensi
dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik pertemuan atau memusat.
Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis.
Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar
pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang
mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya
standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di
Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).
Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang
dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB)
REFERENSI :
Heri Sukendar, W, 2009.
“Konvergensi Standar Laporan
Keuangan Ke Standar Pelaporan
Keuangan International, Apa dan
Bagaimana”, Journal The Winners, Vol.
10 No.1 : 10-21. Universitas Bina Nusantara. (Diakses
pada, 21 Maret 2016. 15:50 WIB).
Intan Immanuela. “Adopsi Penuh dan
Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional”. Universitas Widya Mandala Madiun.
(Diakses pada, 18 Maret 2016. 06:26 WIB).
Lea Emilia Farida dan Sirajudin, 2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting
Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 –
102. Politeknik Negeri Banjarmasin. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 06:29 WIB).
Santyani
Sinaga, Wahyudin Nor, dan Eva Wulandari, 2015. “Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik, Mahasiswa dan
Praktisi terhadap Konvergensi International Financial Reporting Standards
(IFRS) di Indonesia”. Universitas
Sumatera Utara. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 14:53 WIB).
Penulisan ini adalah salah satu tugas untuk memenuhi
mata kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis Oleh : A. Putrisari
Dosen : Jessica Barus
Universitas Gunadarma