Kamis, 10 Maret 2016

TUGAS 1 SOFTSKILL - SEMESTER 8

PT Astra International Tbk


PT Astra International Tbk merupakan salah satu perusahaan multinasional serta produsen sepeda motor terbesar di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali dibagun dengan nama PT Astra International Inc. pada tahun 1957 di Jakarta. Dasar Hukum Pendirian PT Astra dengan Akta Pendirian oleh : Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957, serta Akta perubahan terakhir oleh : Akta Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H., M.H., M.Kn., No. 61 tanggal 27 April 2012. Modal Dasar PT Astra sebesar Rp 3.000.000.000.000, terdiri dari 60.000.000.000 lembar saham dengan nominal Rp 50 per saham. Sedangkan, Modal Yang Ditempatkan dan Disetor Penuh sebesar  Rp 2.024.177.657.000, terdiri dari 40.483.553.140 lembar saham dengan nominal Rp 50 per saham, serta jumlah saham beredar sebesar Rp 40.484.000.000.

Seiring dengan kemajuan usaha serta sejalan dengan rencana ekspansi, Perseroan melakukan aksi korporasi menjual saham ke publik sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Dengan ini, Astra telah mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 April 1990 sekaligus mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Saham Perseroan dicatat dibursa dengan kode perdagangan (ticker) ASII. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage's sebesar 50,1%. PT Astra berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.

Skala usaha Astra terus mengalami perkembangan, hingga saat ini perusahaan memiliki 227.099 karyawan. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) PT Astra International Tbk di penghujung tahun 2015 menempati urutan kedua yaitu sebesar Rp 317,79 triliun. Pengendalian bersama entitas dan perusahaan asosiasi dibagi menjadi enam segmen usaha (6 lini produk), antara lain : Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur, Logistik dan Lainnya, dan Teknologi Informasi.

Segmen otomotif, bertujuan merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan menjual kendaraan bermotor. Didalamnya terdapat anak perusahaan sebagai berikut : PT. Toyota Astra Motor/TAM (PT. TAM merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang manufacturing mobil Toyota), PT. Astra International Daihatsu (PT. Daihatsu adalah anak usaha Astra yang bergerak di bidang manufacturing mobil Daihatsu), PT. Astra International-Isuzu (Isuzu adalah anak usaha yang bergerak di bidang manufacturing dan penjualan mobil Isuzu), PT. Astra International-UD Trucks (UD-Trucks adalah anak usaha yang bergerak di bidang manufacturing dan penjualan Truk Nissan), PT. Astra International-BMW Sales Operation /BSO (BSO merupakan anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang penjualan mobil-mobil BMW), PT. Astra International-Peugeot Sales Operation (Peugeot Sales Operation merupakan anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang penjualan mobil Peugeot), PT. Astra Honda Motor /AHM (AHM merupakan anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang manufacturing motor Honda), PT. Astra Otoparts/AOP (PT. AOP merupakan anak usaha Astra yang men-supply semua kebutuhan spare part perusahaan Astra), dan PT. Astra World (Astra World merupakan perusahaan yang terfokus pada customer service semua pelanggan dari Astra). Segmen ini terus berkembang dan kini mampu menyediakan beragam pilihan dan model terbaru kendaraan bermotor sesuai dengan selera konsumen. Astra juga memastikan kemudahan bagi konsumen untuk melakukan pembelian, pemeliharaan dan perawatan kendaraan melalui penyediaan jaringan distribusi dan layanan terluas di Indonesia, didukung oleh jajaran perusahaan pembiayaan Astra yang menawarkan kredit konvensional dan syariah yang terjangkau serta variasi jenis suku cadang dan aksesoris otomotif. Komitmen penyediaan produk dan layanan purna jual yang berkualitas membuat Astra menjadi pemimpin pasar industri otomotif Indonesia.

Segmen jasa keuangan Astra biasanya disebut sebagai Astra Financial Services (AFS), terdiri dari empat pilar bisnis utama dalam rangka memberikan cakupan layanan yang menyeluruh untuk menjalankan fungsi strategis, yaitu menyediakan dukungan finansial dan memperkuat kegiatan penjualan rantai usaha bisnis lainnya. Keempat pilar bisnis tersebut adalah: pembiayaan otomotif, yang meliputi pembiayaan sepeda motor Honda dan pembiayaan mobil Astra dan non Astra; pembiayaan alat berat; asuransi yang terdiri dari asuransi umum dan asuransi jiwa; serta layanan perbankan. Dengan berfokus pada penerapan dan pengendalian sistem manajemen risiko yang hati-hati, menyeluruh dan disiplin, membuat setiap bisnis jasa keuangan Astra berhasil menjaga, bahkan memperbaiki kualitas aset dan tingkat rasio kredit bermasalah dalam batas yang sehat. Di dalam segmen ini, terdapat anak perusahaan sebagai berikut : PT. Federal International Finance/FIF (PT.FIF merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor Honda), PT. Astra Sedaya Finance/ACC (ACC merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang pembiayaan roda empat), PT. Toyota Astra Financial Services/TAF (PT.TAF merupakan anak usaha Astra yang bergerak di pembiayaan mobil Toyota), PT. Surya Artha Nusantara Finance/SANF (PT. SANF merupakan anak usaha Astra yang bergerak khusus di pembiayaan alat berat), PT. Komatsu Astra Finance/KAF (PT. KAF merupakan anak usaha Astra yang bergerak khusus di pembiayaan alat berat merk Komatsu), PT. Asuransi Astra Buana /AAB (ABB atau dikenal dengan nama Grada Oto merupakan asuransi Astra), dan Permata Bank (Permata Bank merupakan bagian dari Astra dengan kepemilikan 44,5%, bergerak di bidang perbankan) .

Segmen alat berat dan pertambangan ini biasa disebut dengan AHEME (Astra Heavy Equipment Mining Energy), meliputi 3 kegiatan utama yaitu : penjualan mesin kontruksi, usaha kontraktor penambangan dan pertambangan yang dikelola melalui anak usaha Perseroan antara lain : PT. United Tractor Tbk/UT (PT. UT merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang kontruksi alat-alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan sendiri), PT. Pamapersada Nusantara/PAMA (PT. PAMA merupakan anak usaha dari PT. UT yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan), PT. Prima Multi Mineral, dan PT. Tuah Turangga Agung ( PMM dan TTA merupakan anak usaha dari PT. UT yang bergerak di bidang pertambangan). Segmen ini dilengkapi dengan layanan purna jual berkualitas dengan harga bersaing melalui jaringan yang menjangkau seluruh kegiatan pelanggan. Semua itu membuat Astra tetap mampu mendominasi pasar alat berat.

Segmen agribisnis, mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Segmen ini mulai digeluti tahun 1973 dengan berdirinya PT Multi Agro Corporation, dan berkembang semakin pesat pasca berdirinya PT Suryaraya Cakrawala yang secara formal terbentuk tanggal 3 Oktober 1988 dan pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga, yang menjadi cikal bakal PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL). Kini, melalui AAL Astra memiliki salah satu bisnis kelapa sawit terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Segmen agribisnis dengan produk utama minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ini, kini terus berkembang ke arah hilir dengan pendirian refinery. Komitmen pengelolaan biaya dan pengembangan produk melalui dukungan riset mandiri membuat kinerja perkebunan yang dimiliki mencatatkan prestasi yang baik dan diakui oleh pasar.

Segmen infrastruktur, logistik dan lainnya mencakup kegiatan bisnis dalam beberapa bidang, yaitu: infrastruktur umum, mata rantai logistik, jalan tol, pengelola air bersih, penampungan bahan bakar minyak, pelabuhan dan properti. Astra dalam segmen ini memiliki anak perusahaan sebagai berikut : PT. Serasi Autoraya/SERA (PT. SERA merupakan anak usaha Astra yang ebrgerak di bidang penyediaan jasa transportasi atau yang lebih dikenal TRAC (Astra Rent A Car), dan PT. Astratel Nusantara/Astratel (PT. Astratel merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang infrastruktur). Astra dalam hal ini, berperan penting dalam menerapkan strategi pertumbuhan bisnis infrastruktur, logistik dan lainnya untuk mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pengelola dan investor nasional yang terdepan dengan ragam portofolio aset pada sektor-sektor yang strategis. Pengembangan portofolio bisnis ini juga berlandaskan misi dan semangat untuk membangun aset-aset berharga nasional dalam rangka memaksimalkan potensi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara luas dan merata. Komitmen untuk mendukung pengembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pemberian layanan berkualitas di segmen ini membuat Astra dikenal sebagai pemain yang diperhitungkan dan disegani dengan kinerja yang terus meningkat.

Segmen teknologi informasi dikembangkan sejalan dengan kebutuhan bisnis perkantoran akan solusi teknologi dokumen, informasi dan komunikasi. Segmen usaha Astra ini menawarkan solusi bisnis berbasis Document, Information & Communication Technology (DICT), melalui entitas anak, PT Astra Graphia Tbk. Pada tahun 2014, PT Astra Graphia Tbk memiliki dua anak usaha, yakni: PT Astra graphia Information Technology (AGIT) yang menawarkan jasa solusi ICT mencakup: ICT reseller, professional services, network solution dan outsourcing; serta PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) yang menawarkan jasa percetakan dokumen digital termasuk jasa pengirimannya, dan jasa Layan Gerak yang menekankan pada layanan cepat terhadap kebutuhan office supplies dan office products untuk menjangkau kebutuhan pelanggan terhadap office supplies yang berkualitas.

Selama 58 tahun, Astra telah mengabdikan dirinya dengan memberikan pelayanan yang  terbaik melalui enam segmen usaha tersebut, sekaligus sebagai pelaku yang senantiasa berupaya mengatasi pasang surut ekonomi Indonesia untuk terus berkembang dengan memanfaatkan peluang bisnis berbasis sinergi yang luas dengan pihak eksternal maupun internal Grup Astra.

Perusahaan menyadari bahwa dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan tidak lepas dari peran masyarakat. Daya beli yang tinggi dari masyarakat dalam mengkonsumsi barang/jasa menjadi faktor utama bagi keberlangsungan perusahaan. Karena itulah perusahaan merasa perlu menimbulkan awareness pada masyarakat akan produk/jasa. Melalui kegiatan CSR ini, Astra mewujudkan keyakinan bahwa kegiatan bisnis bukan hanya berarti pertumbuhan profit semata, tetapi juga tentang bagaimana berkontribusi untuk pembangunan Bangsa Indonesia dan bagaimana berpartisipasi terhadap upaya menjaga serta memperbaiki kelestarian lingkungan dengan merealisasikan program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Program CSR Astra meliputi empat pilar utama yaitu : pendidikan, SME/IGA, lingkungan, dan kesehatan. Dalam bidang pendidikan, Astra merealisasikan bantuan kepada lebih dari 13.262 sekolah, menyalurkan 159.245 beasiswa, dan membina 28.199 guru. Melalui program Income Generating Activity (IGA), Grup Astra dan Yayasan telah melakukan pembinaan kepada 671 kelompok Masyarakat, 8.646 UKM dengan total penerima manfaat program sejumlah 32.262 orang, dan dengan Penyerapan tenaga kerja sebesar 57,837 Orang. Di bidang lingkungan, Astra telah menanam lebih dari 3,3 juta pohon dalam kurun waktu 4 tahun terakhir dan menyelesaikan pembangunan Astra Sentul Eco Edu Tourism Forest seluas 100 ha di Sentul, Jawa Barat dari total 500 ha yang direncanakan disamping menghijaukan kawasan rawan abrasi di pantai dengan menanam 805.346 pohon mangrove. Dalam bidang kesehatan, Astra juga turut serta dalam pembinaan 915 posyandu dan pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada 94.296 pasien serta menyerahkan 126.452 kantong darah.

Keseluruhan realisasi program dan capaian tersebut merupakan bagian dari perjalanan Astra dalam bertransformasi menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang turut berperan dalam upaya berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah mampu membangun reputasi yang baik serta bergerak menjadi bagian dari keseharian denyut kehidupan bangsa di berbagai aspek kehidupan masyarakat di tanah air.

Grup Astra menerapkan standar akuntansi yang berlaku efektif pada tahun 2014. Perubahan kebijakan akuntansi Perseroan telah dilakukan sesuai dengan persyaratan dan sejalan dengan ketentuan transisi yang diterapkan oleh masing-masing standar, antara lain : ISAK 27 : Pengalihan Aset dari Pelanggan, ISAK 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas, dan ISAK 29 : Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka. Penerapan standar akuntansi tersebut, yang efektif berlaku pada tahun 2014, tidak menimbulkan pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
           


Sumber :



Nama : A. Putrisari
Universitas Gunadarma
Tulisan ini adalah salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Internasional.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar