PT Astra
International Tbk
PT
Astra International Tbk merupakan salah satu perusahaan multinasional serta produsen sepeda
motor terbesar di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali dibagun dengan nama PT
Astra
International Inc. pada tahun 1957 di Jakarta. Dasar Hukum Pendirian PT Astra
dengan Akta Pendirian oleh : Notaris
Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957, serta Akta perubahan terakhir
oleh : Akta Notaris Kumala Tjahjani
Widodo, S.H., M.H., M.Kn., No. 61 tanggal 27 April 2012. Modal Dasar PT Astra sebesar Rp 3.000.000.000.000, terdiri dari
60.000.000.000 lembar saham dengan nominal Rp 50 per saham. Sedangkan, Modal Yang
Ditempatkan dan Disetor Penuh sebesar Rp
2.024.177.657.000, terdiri dari 40.483.553.140 lembar saham dengan nominal Rp
50 per saham, serta jumlah saham beredar sebesar Rp 40.484.000.000.
Seiring
dengan kemajuan usaha serta sejalan dengan rencana ekspansi, Perseroan melakukan
aksi korporasi menjual saham ke publik sebanyak
30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran
Perdana Rp14.850,- per saham. Dengan ini, Astra telah mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4
April 1990 sekaligus mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Saham
Perseroan dicatat dibursa dengan kode
perdagangan (ticker) ASII. Saat
ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage's
sebesar 50,1%. PT Astra berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat
di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
Skala usaha Astra terus mengalami perkembangan, hingga saat ini perusahaan
memiliki 227.099 karyawan. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) PT Astra International Tbk di penghujung tahun 2015 menempati
urutan kedua yaitu sebesar Rp 317,79 triliun. Pengendalian bersama entitas dan
perusahaan asosiasi dibagi menjadi enam segmen usaha (6 lini produk), antara lain : Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat
dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur, Logistik dan Lainnya, dan
Teknologi Informasi.
Segmen otomotif, bertujuan merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan dan menjual kendaraan bermotor. Didalamnya terdapat anak perusahaan
sebagai berikut : PT. Toyota Astra Motor/TAM (PT. TAM merupakan anak usaha
Astra yang bergerak di bidang manufacturing mobil Toyota), PT. Astra International
Daihatsu (PT. Daihatsu adalah anak usaha Astra yang bergerak di bidang
manufacturing mobil Daihatsu), PT. Astra International-Isuzu (Isuzu adalah anak
usaha yang bergerak di bidang manufacturing dan penjualan mobil Isuzu), PT.
Astra International-UD Trucks (UD-Trucks adalah anak usaha yang bergerak di
bidang manufacturing dan penjualan Truk Nissan), PT. Astra International-BMW
Sales Operation /BSO (BSO merupakan anak perusahaan Astra yang bergerak di
bidang penjualan mobil-mobil BMW), PT. Astra International-Peugeot Sales
Operation (Peugeot Sales Operation merupakan anak perusahaan Astra yang
bergerak di bidang penjualan mobil Peugeot), PT. Astra Honda Motor /AHM (AHM
merupakan anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang manufacturing motor
Honda), PT. Astra Otoparts/AOP (PT. AOP merupakan anak usaha Astra yang men-supply
semua kebutuhan spare part perusahaan Astra), dan PT. Astra World (Astra World
merupakan perusahaan yang terfokus pada customer service semua pelanggan dari
Astra). Segmen ini terus berkembang dan kini mampu menyediakan beragam pilihan
dan model terbaru kendaraan bermotor sesuai dengan selera konsumen. Astra juga
memastikan kemudahan bagi konsumen untuk melakukan pembelian, pemeliharaan dan
perawatan kendaraan melalui penyediaan jaringan distribusi dan layanan terluas
di Indonesia, didukung oleh jajaran perusahaan pembiayaan Astra yang menawarkan
kredit konvensional dan syariah yang terjangkau serta variasi jenis suku cadang
dan aksesoris otomotif. Komitmen penyediaan produk dan layanan purna jual yang
berkualitas membuat Astra menjadi pemimpin pasar industri otomotif Indonesia.
Segmen jasa keuangan Astra biasanya disebut sebagai Astra Financial
Services (AFS), terdiri dari empat pilar bisnis utama dalam rangka memberikan
cakupan layanan yang menyeluruh untuk menjalankan fungsi strategis, yaitu
menyediakan dukungan finansial dan memperkuat kegiatan penjualan rantai usaha
bisnis lainnya. Keempat pilar bisnis tersebut adalah: pembiayaan otomotif, yang
meliputi pembiayaan sepeda motor Honda dan pembiayaan mobil Astra dan non
Astra; pembiayaan alat berat; asuransi yang terdiri dari asuransi umum dan
asuransi jiwa; serta layanan perbankan. Dengan berfokus pada penerapan dan
pengendalian sistem manajemen risiko yang hati-hati, menyeluruh dan disiplin, membuat
setiap bisnis jasa keuangan Astra berhasil menjaga, bahkan memperbaiki kualitas
aset dan tingkat rasio kredit bermasalah dalam batas yang sehat. Di dalam
segmen ini, terdapat anak perusahaan sebagai berikut : PT. Federal
International Finance/FIF (PT.FIF merupakan anak usaha Astra yang bergerak di
bidang pembiayaan sepeda motor Honda), PT. Astra Sedaya Finance/ACC (ACC
merupakan anak usaha Astra yang bergerak di bidang pembiayaan roda empat), PT.
Toyota Astra Financial Services/TAF (PT.TAF merupakan anak usaha Astra yang
bergerak di pembiayaan mobil Toyota), PT. Surya Artha Nusantara Finance/SANF
(PT. SANF merupakan anak usaha Astra yang bergerak khusus di pembiayaan alat
berat), PT. Komatsu Astra Finance/KAF (PT. KAF merupakan anak usaha Astra yang
bergerak khusus di pembiayaan alat berat merk Komatsu), PT. Asuransi Astra
Buana /AAB (ABB atau dikenal dengan nama Grada Oto merupakan asuransi Astra),
dan Permata Bank (Permata Bank merupakan bagian dari Astra dengan kepemilikan
44,5%, bergerak di bidang perbankan) .
Segmen alat berat dan pertambangan ini biasa disebut dengan AHEME (Astra Heavy Equipment Mining Energy),
meliputi 3 kegiatan utama yaitu : penjualan mesin kontruksi, usaha kontraktor
penambangan dan pertambangan yang dikelola melalui anak usaha Perseroan antara
lain : PT. United Tractor Tbk/UT (PT. UT merupakan anak usaha Astra yang
bergerak di bidang kontruksi alat-alat berat, kontraktor penambangan dan
pertambangan sendiri), PT. Pamapersada Nusantara/PAMA (PT. PAMA merupakan anak
usaha dari PT. UT yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan), PT. Prima
Multi Mineral, dan PT. Tuah Turangga Agung ( PMM dan TTA merupakan anak usaha
dari PT. UT yang bergerak di bidang pertambangan). Segmen ini dilengkapi dengan
layanan purna jual berkualitas dengan harga bersaing melalui jaringan yang
menjangkau seluruh kegiatan pelanggan. Semua itu membuat Astra tetap mampu
mendominasi pasar alat berat.
Segmen agribisnis, mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja
pada rantai sektor pangan (food supply
chain). Segmen ini mulai digeluti tahun 1973 dengan berdirinya PT Multi
Agro Corporation, dan berkembang semakin pesat pasca berdirinya PT Suryaraya
Cakrawala yang secara formal terbentuk tanggal 3 Oktober 1988 dan pada tahun
1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga, yang menjadi cikal bakal PT Astra
Agro Lestari Tbk (AAL). Kini, melalui AAL Astra memiliki salah satu bisnis
kelapa sawit terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Segmen agribisnis dengan
produk utama minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ini, kini
terus berkembang ke arah hilir dengan pendirian refinery. Komitmen
pengelolaan biaya dan pengembangan produk melalui dukungan riset mandiri
membuat kinerja perkebunan yang dimiliki mencatatkan prestasi yang baik dan diakui
oleh pasar.
Segmen infrastruktur, logistik dan lainnya mencakup kegiatan bisnis
dalam beberapa bidang, yaitu: infrastruktur umum, mata rantai logistik, jalan
tol, pengelola air bersih, penampungan bahan bakar minyak, pelabuhan dan
properti. Astra dalam segmen ini memiliki anak perusahaan sebagai berikut : PT.
Serasi Autoraya/SERA (PT. SERA merupakan anak usaha Astra yang ebrgerak di
bidang penyediaan jasa transportasi atau yang lebih dikenal TRAC (Astra Rent A
Car), dan PT. Astratel Nusantara/Astratel (PT. Astratel merupakan anak usaha
Astra yang bergerak di bidang infrastruktur). Astra dalam hal ini, berperan
penting dalam menerapkan strategi pertumbuhan bisnis infrastruktur, logistik
dan lainnya untuk mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pengelola dan
investor nasional yang terdepan dengan ragam portofolio aset pada sektor-sektor
yang strategis. Pengembangan portofolio bisnis ini juga berlandaskan misi dan
semangat untuk membangun aset-aset berharga nasional dalam rangka memaksimalkan
potensi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara
luas dan merata. Komitmen untuk mendukung pengembangan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pemberian layanan berkualitas di
segmen ini membuat Astra dikenal sebagai pemain yang diperhitungkan dan
disegani dengan kinerja yang terus meningkat.
Segmen teknologi informasi dikembangkan sejalan dengan kebutuhan bisnis
perkantoran akan solusi teknologi dokumen, informasi dan komunikasi. Segmen
usaha Astra ini menawarkan solusi bisnis berbasis Document, Information &
Communication Technology (DICT), melalui entitas anak, PT Astra Graphia
Tbk. Pada tahun 2014, PT Astra Graphia Tbk memiliki dua anak usaha, yakni: PT
Astra graphia Information Technology (AGIT) yang menawarkan jasa solusi ICT
mencakup: ICT reseller, professional services, network
solution dan outsourcing; serta PT Astragraphia Xprins Indonesia
(AXI) yang menawarkan jasa percetakan dokumen digital termasuk jasa pengirimannya,
dan jasa Layan Gerak yang menekankan pada layanan cepat terhadap kebutuhan office
supplies dan office products untuk menjangkau kebutuhan pelanggan
terhadap office supplies yang berkualitas.
Selama 58 tahun, Astra telah mengabdikan dirinya dengan memberikan
pelayanan yang terbaik melalui enam
segmen usaha tersebut, sekaligus sebagai pelaku yang senantiasa berupaya
mengatasi pasang surut ekonomi Indonesia untuk terus berkembang dengan
memanfaatkan peluang bisnis berbasis sinergi yang luas dengan pihak eksternal
maupun internal Grup Astra.
Perusahaan menyadari bahwa dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan tidak
lepas dari peran masyarakat. Daya beli yang tinggi dari masyarakat dalam
mengkonsumsi barang/jasa menjadi faktor utama bagi keberlangsungan perusahaan.
Karena itulah perusahaan merasa perlu menimbulkan awareness pada masyarakat akan produk/jasa. Melalui kegiatan CSR
ini, Astra mewujudkan keyakinan bahwa kegiatan bisnis bukan hanya berarti
pertumbuhan profit semata, tetapi juga tentang bagaimana berkontribusi untuk
pembangunan Bangsa Indonesia dan bagaimana berpartisipasi terhadap upaya
menjaga serta memperbaiki kelestarian lingkungan dengan merealisasikan
program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Program CSR Astra meliputi empat pilar
utama yaitu : pendidikan, SME/IGA, lingkungan, dan kesehatan. Dalam bidang
pendidikan, Astra merealisasikan bantuan kepada lebih dari 13.262 sekolah,
menyalurkan 159.245 beasiswa, dan membina 28.199 guru. Melalui program Income
Generating Activity (IGA), Grup Astra dan Yayasan telah melakukan pembinaan
kepada 671 kelompok Masyarakat, 8.646 UKM dengan total penerima manfaat program
sejumlah 32.262 orang, dan dengan Penyerapan tenaga kerja sebesar 57,837 Orang.
Di bidang lingkungan, Astra telah menanam lebih dari 3,3 juta pohon dalam kurun
waktu 4 tahun terakhir dan menyelesaikan pembangunan Astra Sentul Eco Edu
Tourism Forest seluas 100 ha di Sentul, Jawa Barat dari total 500 ha yang
direncanakan disamping menghijaukan kawasan rawan abrasi di pantai dengan
menanam 805.346 pohon mangrove. Dalam bidang kesehatan, Astra juga turut serta
dalam pembinaan 915 posyandu dan pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada
94.296 pasien serta menyerahkan 126.452 kantong darah.
Keseluruhan realisasi program dan capaian
tersebut merupakan bagian dari perjalanan Astra dalam bertransformasi menjadi
perusahaan kebanggaan bangsa yang turut berperan dalam
upaya berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah
mampu membangun reputasi yang baik serta bergerak menjadi bagian dari
keseharian denyut kehidupan bangsa di berbagai aspek kehidupan masyarakat di
tanah air.
Grup Astra menerapkan standar akuntansi yang berlaku efektif pada tahun 2014. Perubahan kebijakan akuntansi Perseroan telah dilakukan sesuai dengan persyaratan dan sejalan dengan ketentuan transisi yang diterapkan oleh masing-masing standar, antara lain : ISAK 27 : Pengalihan Aset dari Pelanggan, ISAK 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas, dan ISAK 29 : Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka. Penerapan standar akuntansi tersebut, yang efektif berlaku pada tahun 2014, tidak menimbulkan pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.
Sumber :
Nama : A. Putrisari
Universitas Gunadarma
Tulisan ini adalah salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi
Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar