PENGANTAR BISNIS
Kelas : 1EB20
NAMA NPM
Arafah Marzuqoh 28212115
Ayu PutriSari 21212291
Fachmi Putri R 22212592
Badar Adi wijaya 21212331
Bryan artha 28212359
Tulisan 4
Judul
: Perkembangan Kain Sasaringan Kayuh
Baimbai Industri Kecil Berbasis Budaya Banjar
PENDAHULUAN
Indonesia
memang sudah lama dikenal sebagai salah satu Negara penghasil kain batik
terkemuka di dunia. Kain batik sendiri terdiri dari berbagai jenis dan nama
sesuai dengan daerahnya masing- masing. Jika di jawa tengah terkenal dengan
batik pekalongan, di Kalimantan terdapat kain sasirangan. Perkembangan industri
kain sasirangan ini tidak terlepas dari kiprah para pengrajin tanah air yang
selama ini menggeluti usaha tersebut. Mereka dengan setia tetap berpengang
teguh untuk mendirikan bisnis kain sasirangan yang memberikan ciri khas
tersendiri bagi bangsa Indonesia, khususnya daerah Kalimantan suku Banjar. Kita
patut bangga sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki aset budaya yang
sangat mempesona dan menarik berbeda dari negara lainnya.
Dunia bisnis
mengalami persaingan yang semakin ketat termasuk di dalamnya adalah bisnis kain
sasaringan. Kain sasaringan mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Hal ini
dikarenakan kain sasirangan kurang di kenal oleh masyarakat Indonesia, proses
pengerjaan yang memakan waktu dan harga yang relatif mahal menjadi kendala pemasaran
kain sasirangan ini.
Pada awalnya
kain sasirangan ini digunakan oleh kaum bangsawan atau kerajaan dan digunakan
pada saat upacara adat tertentu. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kain
tersebut kini beralih fungsi menjadi pakaian tradisional suku banjar, sebagai
ikat kepala (laung) atau sabuk bagi kaum pria, serta dikenakan sebagai kerudung,
selendang, dan udat (kemben) bagi kaum perempuan kaum banjar.
Kain
sasirangan merupakan salah satu bidang bisnis yang dikembangkan dalam sektor
kerajinan. Sebagai bidang usaha yang termasuk dalam sektor kerajinan, kain
sasirangan memberikan peluang untuk berbisnis yang dapat menyerap tenaga kerja dan mendukung
upaya pelestarian budaya serta meningkatkan pendapatan daerah, serta berfungsi
sebagai daya tarik wisata dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang
tergolong berpenghasilan menengah ke atas.
ISI
Masyarakat
Banjar khususnya, mulai menyadari adanya potensi yang besar dari bisnis yang
bisa dikembangkan dari kain sasirangan. Mereka tidak hanya mengembangkan
berbagai jenis produk yang bisa dihasilkan, namun juga mengembangkan berbagai
jenis motif dan corak yang beraneka ragam. Tetapi ada pula yang masih
mempertahankan motif asli khas Banjar,
dan ada pula yang mengembangkan motif kontemporer agar lebih menarik dengan
paduan berbagai warna.
Usaha kain
sasirangan ini, tidak tumbuh begitu saja, prosesnya amatlah panjang dan sulit.
Pengembangan kain sasirangan di Banjar adalah hasil kerja keras dari para
seniman, para pengusaha dan masyarakat Banjar yang turut serta mengembangkan
usaha ini, mereka bekerja tanpa kenal lelah. Pemasaran usaha kain sasirangan
ini, dengan cara memasarkannya ke berbagai daerah di Indonesia, mengikuti
berbagai pameran di Jakarta dan kota – kota lain di Sumatra dan Jawa.
Menurut hikayat,
antara abad XII-XIV, Patih Lambung Mangkurat dari Kerajaan Dipa, bertapa 40
hari 40 malam di atas rakit mengikuti arus sungai. Di akhir tapanya, rakit
Patih Lambung Mangkurat tiba di daerah Rantau Kota Bagantung. Dilihatnya
seongok buih dan dari dalam buih terdengar suara seorang wanita. Wanita itu
adalah Putri Junjung Buih yang kelak menjadi Raja di Banua ini. Tetapi Putri
Junjung Buih baru muncul ke permukaan kalau syarat – syarat di mintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana
Batung dan kain yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri
dengan motif wadi atau padiwaringin, yang diselesaikan dalam sehari. Inilah
kain calapan atau sasirangan yang pertama kali dibuat.
Puluhan
pengrajin kain sasirangan khas Banjarmasin yang dikreasikan menjadi aneka macam
souvenir dan busana sasirangan. Hal ini membuat Dinas Pariwisata Pemerintah Kota
Banjarmasin membentuk kampung yang menjadi peluang menjadi objek wisata yang
ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Meningkatnya jumlah
permintaan pasar akan kain sasirangan ternyata juga mendorong pertumbuhan usaha
kecil menengah di daerah Kalimantan Selatan.
Sekarang peluang
kain sasirangan masih sangat terbuka lebar, baik untuk permintaan pasar dalam
negeri maupun luar negeri. Untuk dalam negeri, saat ini sasirangan telah
dipasarkan ke berbagai daerah dan dimanfaatkan untuk pembuatan kaos dan kemeja.
Sedangkan untuk luar negeri, pemasaran produk sasirangan telah berhasil menembus
pasar ekspor di antaranya Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, serta
lainnya. Bahkan saat ini kain sasirangan dapat dikenakan dalam berbagai produk
mulai dari sarung, sandal, blus, selendang, kemeja, kerudung, kipas, hiasan
dinding tas, dompet, ikat pinggang, serta berbagai macam produk kerajinan
lainnya.
Kain sasirangan
mempunyai sedikitnya 50 motif pakem, namun baru sekitar 16 motif yang diakui
oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI RI. Berikut ini adalah 16 motif kain
sasirangan yang diakui Pemerintah :
1.
Iris
Pundak 9. Kambang Raja
2.
Bayam
Raja 10.
Kulit Kurikit
3.
Ombak
Sinapur Karang 11.
Bintang Bahambur
4.
Sari
Gading 12. Kulit Kayu
5.
Naga
Balimbur 13.
Jajumputan
6.
Turun
Dayang 14.
Kambang Tampuk Manggis
7.
Daun
Jaruju 15.
Kangkung Kaombangan
8.
Sisik
Tanggiling 16.
Kambang Tanjung
Dengan
mengajukan motif pakem ke pemerintah, merupakan suatu upaya untuk melindungi
budaya Banjar. Penulis berharap Kain sasirangan khas Banjar bisa diteruskan ke
generasi berikutnya, agar mereka dapat mengembangan produk sasirangan ini
dengan teknologi apapun namun tidak meninggalkan pakemnya.
PENUTUP
Kain Sasirangan
merupakan kain khas Banjar yang memiliki corak dan motif yang indah, saat ini
kain sasirangan memiliki motif dan warna
yang beragam. Potensi kain Banjar dimanfaatkan untuk dijadikan objek wisata,
dan dikreasikan menjadi aneka macam souvenir, dan busana sasirangan. Saat ini,
kain sasirangan dapat dikenakan dalam berbagai produk mulai dari sarung,
sandal, blus, selendang, kemeja, kerudung, kipas, hiasan dinding tas, dompet,
ikat pinggang, serta berbagai macam produk kerajinan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Koran MI(Media Indonesia) hari Senin 3 Desember 2012, hal 11