Kamis, 27 Desember 2012

Pengantar Bisnis Tulisan 4


PENGANTAR BISNIS


Kelas                   : 1EB20


NAMA                                                      NPM
Arafah Marzuqoh                                     28212115
Ayu PutriSari                                           21212291
Fachmi Putri R                                        22212592
Badar  Adi wijaya                                    21212331
Bryan artha                                             28212359


Tulisan 4
Judul   : Perkembangan Kain Sasaringan Kayuh Baimbai Industri Kecil Berbasis Budaya Banjar



PENDAHULUAN


Indonesia memang sudah lama dikenal sebagai salah satu Negara penghasil kain batik terkemuka di dunia. Kain batik sendiri terdiri dari berbagai jenis dan nama sesuai dengan daerahnya masing- masing. Jika di jawa tengah terkenal dengan batik pekalongan, di Kalimantan terdapat kain sasirangan. Perkembangan industri kain sasirangan ini tidak terlepas dari kiprah para pengrajin tanah air yang selama ini menggeluti usaha tersebut. Mereka dengan setia tetap berpengang teguh untuk mendirikan bisnis kain sasirangan yang memberikan ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia, khususnya daerah Kalimantan suku Banjar. Kita patut bangga sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki aset budaya yang sangat mempesona dan menarik berbeda dari negara lainnya.

Dunia bisnis mengalami persaingan yang semakin ketat termasuk di dalamnya adalah bisnis kain sasaringan. Kain sasaringan mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Hal ini dikarenakan kain sasirangan kurang di kenal oleh masyarakat Indonesia, proses pengerjaan yang memakan waktu dan harga yang relatif mahal menjadi kendala pemasaran kain sasirangan ini.

Pada awalnya kain sasirangan ini digunakan oleh kaum bangsawan atau kerajaan dan digunakan pada saat upacara adat tertentu. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kain tersebut kini beralih fungsi menjadi pakaian tradisional suku banjar, sebagai ikat kepala (laung) atau sabuk bagi kaum pria, serta dikenakan sebagai kerudung, selendang, dan udat (kemben) bagi kaum perempuan kaum banjar.

Kain sasirangan merupakan salah satu bidang bisnis yang dikembangkan dalam sektor kerajinan. Sebagai bidang usaha yang termasuk dalam sektor kerajinan, kain sasirangan memberikan peluang untuk berbisnis  yang dapat menyerap tenaga kerja dan mendukung upaya pelestarian budaya serta meningkatkan pendapatan daerah, serta berfungsi sebagai daya tarik wisata dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang tergolong berpenghasilan menengah ke atas.




ISI

Masyarakat Banjar khususnya, mulai menyadari adanya potensi yang besar dari bisnis yang bisa dikembangkan dari kain sasirangan. Mereka tidak hanya mengembangkan berbagai jenis produk yang bisa dihasilkan, namun juga mengembangkan berbagai jenis motif dan corak yang beraneka ragam. Tetapi ada pula yang masih mempertahankan motif  asli khas Banjar, dan ada pula yang mengembangkan motif kontemporer agar lebih menarik dengan paduan berbagai warna.

Usaha kain sasirangan ini, tidak tumbuh begitu saja, prosesnya amatlah panjang dan sulit. Pengembangan kain sasirangan di Banjar adalah hasil kerja keras dari para seniman, para pengusaha dan masyarakat Banjar yang turut serta mengembangkan usaha ini, mereka bekerja tanpa kenal lelah. Pemasaran usaha kain sasirangan ini, dengan cara memasarkannya ke berbagai daerah di Indonesia, mengikuti berbagai pameran di Jakarta dan kota – kota lain di Sumatra dan Jawa.

Menurut hikayat, antara abad XII-XIV, Patih Lambung Mangkurat dari Kerajaan Dipa, bertapa 40 hari 40 malam di atas rakit mengikuti arus sungai. Di akhir tapanya, rakit Patih Lambung Mangkurat tiba di daerah Rantau Kota Bagantung. Dilihatnya seongok buih dan dari dalam buih terdengar suara seorang wanita. Wanita itu adalah Putri Junjung Buih yang kelak menjadi Raja di Banua ini. Tetapi Putri Junjung Buih baru muncul ke permukaan kalau syarat – syarat  di mintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung dan kain yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri dengan motif wadi atau padiwaringin, yang diselesaikan dalam sehari. Inilah kain calapan atau sasirangan yang pertama kali dibuat.

Puluhan pengrajin kain sasirangan khas Banjarmasin yang dikreasikan menjadi aneka macam souvenir dan busana sasirangan. Hal ini membuat Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin membentuk kampung yang menjadi peluang menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Meningkatnya jumlah permintaan pasar akan kain sasirangan ternyata juga mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah di daerah Kalimantan Selatan.

Sekarang peluang kain sasirangan masih sangat terbuka lebar, baik untuk permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Untuk dalam negeri, saat ini sasirangan telah dipasarkan ke berbagai daerah dan dimanfaatkan untuk pembuatan kaos dan kemeja. Sedangkan untuk luar negeri, pemasaran produk sasirangan telah berhasil menembus pasar ekspor di antaranya Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, serta lainnya. Bahkan saat ini kain sasirangan dapat dikenakan dalam berbagai produk mulai dari sarung, sandal, blus, selendang, kemeja, kerudung, kipas, hiasan dinding tas, dompet, ikat pinggang, serta berbagai macam produk kerajinan lainnya.

Kain sasirangan mempunyai sedikitnya 50 motif pakem, namun baru sekitar 16 motif yang diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI RI. Berikut ini adalah 16 motif kain sasirangan yang diakui Pemerintah :
1.      Iris Pundak                                                                   9.   Kambang Raja
2.      Bayam Raja                                                                 10. Kulit Kurikit
3.      Ombak Sinapur Karang                                               11. Bintang Bahambur
4.      Sari Gading                                                                  12. Kulit Kayu
5.      Naga Balimbur                                                             13. Jajumputan
6.      Turun Dayang                                                              14. Kambang Tampuk Manggis
7.      Daun Jaruju                                                                 15. Kangkung Kaombangan
8.      Sisik Tanggiling                                                            16. Kambang Tanjung

Dengan mengajukan motif pakem ke pemerintah, merupakan suatu upaya untuk melindungi budaya Banjar. Penulis berharap Kain sasirangan khas Banjar bisa diteruskan ke generasi berikutnya, agar mereka dapat mengembangan produk sasirangan ini dengan teknologi apapun namun tidak meninggalkan pakemnya.

  
PENUTUP

       Kain Sasirangan merupakan kain khas Banjar yang memiliki corak dan motif yang indah, saat ini kain sasirangan memiliki motif  dan warna yang beragam. Potensi kain Banjar dimanfaatkan untuk dijadikan objek wisata, dan dikreasikan menjadi aneka macam souvenir, dan busana sasirangan. Saat ini, kain sasirangan dapat dikenakan dalam berbagai produk mulai dari sarung, sandal, blus, selendang, kemeja, kerudung, kipas, hiasan dinding tas, dompet, ikat pinggang, serta berbagai macam produk kerajinan lainnya.


 DAFTAR PUSTAKA
Koran MI(Media Indonesia) hari Senin 3 Desember 2012, hal 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar